Lihat ke Halaman Asli

Cabut Gigi, Ternyata Bisa Fatal Juga!

Diperbarui: 4 April 2017   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ini adalah sebuah pengalaman pribadi, tepatnya pengalaman istri saya cabut gigi. Ceritanya, dua hari yang lalu istriku cabut gigi di sebuah pelayanan kesehatan publik di daerahku. Beberapa hari sebelumnya, ia sudah datang dan diberi obat untuk sakit giginya. Setahu saya memang seperti itu. Saya juga pernah cabut gigi, datang pertama biasanya dikasih obat untuk sakit giginya, kemudian disuruh datang beberapa hari kemudian, baru diambil tindakan mencabut gigi. Hari itu, sekitar jam 9 pagi, akhirnya gigi istriku dicabut. Sepertinya lancar-lancar saja. Saya hanya mengantar saja, tidak menunggui apalagi mendampingi ikut masuk.  Toh, cuma cabut gigi ini....

Singkat cerita, sekitar jam 1 siang saya pulang dari bekerja. Sampai di rumah saya kaget, karena istriku mengeluh bahwa sampai sekarang darah masih keluar dari bekas cabut giginya. Sekitar jam 2 siang, saya antar ke klinik swasta. Mungkin karena tidak ada dokter gigi di klinik tersebut, istriku diberi rujukan ke rumah sakit di kota (kami tinggal di kampung), ke UGD tepatnya.

Jam 3 sore, kami langsung ke kota mencari tempat berobat yang tepat. Maksudnya, meski dirujuk ke RSUD, karena mungkin di sana nanti yang menangani dokter jaga yang bukan dokter gigi, kami memilih praktek swasta dokter gigi. Sampailah kami ke sebuah tempat praktek dokter gigi. Sebuah klinik gigi yang kalau tidak salah ada terpampang nama dikelola oleh PDGI. Ternyata dokternya ada jam 5 sore. Padahal ini baru jam 4. Sepanjang jalan tadi dari rumah istriku selalu memakai es atau makan es krim. Kata orang sih biar cepat berhenti darah dari bekas cabut giginya. Saat di klinik gigi, sebenarnya darah sempat berhenti. Akhirnya saya ajak keluar dulu, jalan-jalan menunggu jam 5, saat dokter giginya ada. Kalaupun sampai jam 5 darah tidak keluar lagi, tidak perlu periksa lagi, pikirku.

Ternyata, baru keluar sebentar dari klinik, darah keluar lagi dari bekas cabut giginya. Padahal dari pagi, saat cabut gigi sampai sore belum makan. Ya, karena keluar darah terus..., masa sih harus makan campur darah, katanya.

Singkat cerita, sekitar jam 5 kami datang lagi ke klinik gigi. Setelah diperiksa ternyata darah masih ngucur terus. Kemudian dibersihkan, dan setelah ditensi ternyata tekanan darahnya yg bawah cukup tinggi. Dokternya berkata bahwa tekanan darah bawah ibu cukup tinggi, jadi mengakibatikan darah keluar terus. Dokternya juga nanya, tadi saat dicabut ditensi dulu gak Bu? Istriku menjawab, bahwa tadi memang tidak ditensi dulu. Dokter yg cabut gigi cuma nanya, ia punya darah tinggi nggak? Karena selama ini memang tidak punya penyakit darah tinggi, ya kalau dijawab tidak. Setelah itu langsung dicabut dan diberi obat, kalau nggak salah semacam antibiotik.

*********

Setelah ditangani , dikasih obat akhirnya darah berhenti keluar dari bekas cabut giginya. Disuruh menunggu setengah jam untuk reaksi obatnya. Setelah darah benar2 berhenti, kami diperbolehkan pulang. Sampai rumah udah malam, karena perjalanan yang cukup jauh.Gak kebayang kan, kalau berobat harus menunggu besok, mungkin darah terlalu banyak keluar semalaman nanti. Dokter yang cabut gigi mungkin merasa pasiennya sudah sembuh, tidak ada masalah.

Dan, satu lagi, terima kasih kepada klinik PDGI, karena pertolongannya. Apalagi biaya yang harus dibayar ternyata cukup murah. Tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, sampai ratusan ribu. Ternyata, cukup hanya beberapa lembar uang puluhan ribu. Ternyata, cabut gigi bisa jadi fatal juga kalau darah terus keluar.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline