Lihat ke Halaman Asli

Nurrahman Fadholi

Mahasiswa, pengajar, penulis

Mengulang Pilkada 2020, Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bantul Bersaing dalam Pilkada 2024

Diperbarui: 29 Agustus 2024   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasangan calon bupati dan wakil bupati Bantul, Abdul Halim Muslih dan Aris Suharyanta (sumber foto: detik.com)

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih dan Wakil Bupati Bantul, Joko Budi Purnomo bersaing dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tahun 2024 ini. Abdul Halim Muslih berpasangan dengan Aris Suharyanta (Halim-Aris), sedangkan Joko Budi Purnomo berpasangan dengan Rony Wijaya Indra Gunawan (Joko-Rony). 

Pasangan Halim-Aris diusung oleh sembilan partai politik, yaitu Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Kebangkitan Nasional (PKN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Gelombang Rakyat (Gelora). 

Sedangkan pasangan Joko-Rony diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrat, Partai Ummat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Partai Amanat Nasional pada awalnya telah sepakat untuk mendukung pasangan Halim-Aris, namun pada hari H pendaftaran Pilkada, partai yang diketuai oleh Zulkifli Hasan ini menarik dukungan untuk pasangan tersebut. Lantas, PAN akan mendukung paslon yang mana nantinya? Kita tunggu kabar selanjutnya.

Persaingan antara Bupati dan Wakil Bupati pada pemilihan kepala daerah tahun ini ternyata mengulang peristiwa yang sama pada pilkada tahun 2020. Saat itu, Suharsono yang masih menjabat sebagai bupati bersaing dengan wakil bupatinya, Abdul Halim Muslih. Namun kemenangan akhirnya jatuh kepada Abdul Halim Muslih yang saat itu berpasangan dengan Joko Budi Purnomo dengan memperoleh suara sebanyak 305.598 suara atau 57.22%. 

Suharsono yang kala itu berpasangan dengan Totok Sudarto memperoleh sebanyak 228.266 suara atau 42.78%. Peristiwa ini juga pernah terjadi di Kabupaten Sleman pada pilkada tahun 2015. Kala itu, Sri Purnomo yang saat itu masih menjabat sebagai bupati bersaing dengan wakil bupatinya, Yuni Satia Rahayu. 

Sri Purnomo yang berpasangan dengan Sri Muslimatun memperoleh suara sebanyak 297.267 suara atau 56.66%. Sedangkan Yuni Satia Rahayu yang berpasangan dengan Danang Wicaksana Sulistya memperoleh suara sebanyak 225.338 suara atau 43.34%. Kemenangan jatuh kepada pasangan Sri Purnomo dan Sri Muslimatun. Kemenangan ini mengantarkan Sri Purnomo pada jabatan bupati Sleman pada periode kedua sebelum akhirnya digantikan oleh istrinya, Kustini Sri Purnomo yang hingga saat ini masih menjabat sebagai bupati Sleman.

Akankah sejarah ini terulang kembali pada pilkada berikutnya? Entah berapapun hasil suara yang didapatkan itulah yang menjadi pemicu kemenangan dari pasangan calon kepala daerah masing-masing. Tidak hanya untuk warga Bantul atau warga Daerah Istimewa Yogyakarta saja. Namun untuk warga daerah lain juga wajib menentukan pilihan kepada kepala daerahnya yang akan dipilih. Suara kalian sangat menentukan untuk kemajuan pembangunan di daerah kalian selama lima tahun ke depan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline