Lihat ke Halaman Asli

Nurrahman Fadholi

Mahasiswa, pengajar, penulis

Dr Wahidin Sudirohusodo, Pelopor Kebangkitan Nasional

Diperbarui: 20 Mei 2022   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dr. Wahidin Sudirohusodo (sumber: detik.com)

Tanggal 20 Mei pada setiap tahunnya, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Peringatan ini berdasarkan lahirnya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908. Membicarakan soal Budi Utomo dan Kebangkitan Nasional, rasanya kurang lengkap jika tidak membicarakan tokoh yang satu ini, dr. Wahidin Sudirohusodo.

dr. Wahidin Sudirohusodo lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 7 Januari 1852. Ia mengawali pendidikan dasarnya di kota kelahiarannya, Yogyakarta. Pada tahun 1869, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dokter Djawa selama 22 bulan. Padahal, sekolah tersebut menetapkan masa pendidikan selama tiga tahun setara dengan pendidikan Diploma 3 pada masa sekarang.

Wahidin Sudirohusodo merupakan sosok yang suka bergaul dengan rakyat biasa meskipun ia terlahir dari golongan priyayi. Ia juga bergaul dengan K.H. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Islam Muhammadiyah. 

Dalam film Sang Pencerah karya sutradara Hanung Bramantyo, terdapat adegan dimana Wahidin sangat dekat dengan Ahmad Dahlan dan mengajak sang ulama tersebut untuk bekerja sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia walaupun keduanya wafat saat Indonesia belum sama sekali merdeka.

Karakter dr. Wahidin Sudirohusodo dalam film "Sang Pencerah" (2010)

Pada 20 Mei 1908, dr. Wahidin menggagas pendirian organisasi Budi Utomo di Jakarta. Organisasi ini didirikan oleh beberapa mahasiswa STOVIA seperti, dr. Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, dan Suraji. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan budaya. Organisasi ini tidak bersifat politik. 

Berdirinya Budi Utomo menjadi awal pergerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Namun sayangnya, para pendiri organisasi ini telah wafat sebelum Indonesia merdeka. Wahidin Sudirohusodo wafat pada 26 Mei 1917 sedangkan dr. Sutomo wafat pada 30 Mei 1938.

Organisasi ini juga menginspirasi K.H. Ahmad Dahlan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah juga memiliki tujuan yang sama dengan Budi Utomo, yaitu bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Maka tak heran jika organisasi ini telah membangun sekolah-sekolah di berbagai pelosok negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline