Ini jalan alternatif yang digunakan warga Cianjur Selatan kalau hendak ke Bandung melalui jalur Ciwidey Kabupaten Bandung.
Menurut Hasan "Saya tak menyangka kalau di Jawa Barat masih saja ada jalan yang mirip dengan kubangan kerbau atau tempat lewat para babi hutan. Padahal, provinsi yang beribukota di Bandung itu merupakan daerah penyangga ibukota". Hasan ini seorang mahasiswa yang memcoba mengikuti salah satu temannya untuk berlibur. Kalau begitu, siapa yang bertanggungjawab terhadap pembangunan infrastruktur jalan untuk menembus kota/kabupaten di sekitar Jabar?
Ya, pemerintah, dong! Baik pusat maupun daerah. Pemerintah harus jeli terhadap kondisi wilayah masih-masing, utamanya mengenai akses jalan. Sebab, infrastruktur jalan menjadi faktor utama majunya sebuah daerah. Jalan jelek, ya daerah bersangkutan akan terpuruk, terisolasi, dan bahkan dicap sebagai daerah primitif! Mau disebut begitu?
Selatan Cianjur adalah salah satu daerah yang terpinggirkan. Ia termasuk wilayah yang luput dari perhatian pemegang kebijakan di negeri ini. Pemerintah, lebih banyak berfokus pembangunannya di daerah perkotaan, tanpa menyentuh wilayah-wilayah perdesaan. Dan, ini hampir terjadi, bukan saja di Jabar, tetapi di wilayah lain di Indonesia.
Tutur Hasan "Orang-orang kita lebih banyak termakan janji para politisi atau calon gubernur/wakil gubernur pada saat masa kampanye. Mereka selalu bilang,”Saudara-saudara, jika kami terpilih, maka jalan menuju ke kecamatan ini, desa ini licin oleh aspal. Pokoknya, pembangunan jalan menjadi prioritas kami!”
Begini jalan yang dilalui para pengendara saat pulang maupun pergi itu.
Harus penuh perjuangan jalannya licin, maklum musim hujan.
Inilah mobil Elf. Kendaraan ini yang biasa mengangkut penumpang dari Cikadu untuk menjual hasil tani. Harga naik mobil ini dibandrol Rp 50.000. Itu dulu, sebelum BBM naik.