Koneksi Antar Materi Modul 3.3: Pengelolaan Program Sekolah
Oleh : Nurohmat
Visi pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Harapan besar tersebut sepatutnya menjadi muara besar pelaksanaan pendidikan di setiap skala pendidikan baik makro, meso, maupun mikro demikian pula untuk seluruh jenjang satuan pendidikan. Visi tersebut hanya bisa diraih melalui kerja besar serta ikhtiar bersama dimana setiap satuan pendidikan merupakan ujung tombak untuk menggapai mimpi tersebut. Melalui ikhtiar bersama di seluruh satuan pendidikan dalam pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid diharapkan harapan besar tersebut dapat terwujud.
Modul 3.3. dalam pendidikan guru penggerak ini mengupas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Ada dua hal menarik yang dijelaskan dalam modul ini, diantaranya adalah tentang MELR : Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (monitoring, evaluasi, pembelajaran, dan pelaporan) dan manajemen resiko. Kedua materi tersebut dapat dijadikan sebagai tools untuk mengelola suatu pogram sekolah yang berdampak pada murid.
Monitoring dan evaluasi merupakan suatu aktivitas yang sangat penting untuk memastikan program berjalan sesuai dengan indikator-indikator dari tujuan yang sudah ditetapkan. Monitoring merupakan kegiatan pengumpulan dan analisis data dan informasi tentang kemajuan suatu program. Monitoring dilakukan selama tahap pelaksanaan program. Diperlukan suatu indikator-indikator pemantauan sebagai kerangka monitoring tentang bagaimana seharusnya program tersebut dilaksanakan sehubungan dengan pencapaian tujuan dan sasaran program yang semestinya sesuai dengan rencana program yang sudah disusun sedemikian rupa.
Monitoring umumnya membahas pertanyaan tentang progress suatu kegiatan dan ouput tertentu yang telah diperoleh. Hasil monitoring juga dapat digunakan sebagai rekomendasi bagaimana seharusnya program dilaksanakan dan dapat pula berupa rekomendasi tentang beberapa penyesuaian yang mungkin diperlukan untuk menjaga pelaksanaan program agar tetap pada jalurnya. Dalam tahap perencanaan program kita perlu mengembangkan rencana monitoring yang efektif yang terkait dengan kegiatan, output, dan tujuan program. .
Evaluasi adalah penilaian program yang menyeluruh, sistematis dan berkala. Ini umumnya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan (meskipun dalam beberapa kasus ada evaluasi jangka menengah) untuk menentukan efektivitas suatu program secara keseluruhan. Evaluasi berbeda dengan pemantauan karena berfokus pada pertanyaan yang lebih menyeluruh (misalnya, Apakah program yang dilaksanakan sesuai untuk memenuhi tujuan yang diharapkan? Apakah program telah meningkatkan kemampuan literasi murid ?).
Pembelajaran mengacu pada langkah-langkah yang akan diambil oleh tim manajemen proyek untuk memastikan bahwa pelajaran dari program yang dilaksanakan, baik dan buruk, digunakan untuk mengubah prosedur operasi standar, proses pengambilan keputusan, dan perilaku individu, komunitas, dan organisasi / lembaga untuk lebih baik. Pembelajaran adalah komponen yang sangat penting dari tahap perencanaan yang sering diabaikan dalam tahap desain progam.Pembelajaran agar pengelola program lainnya dapat belajar tentang keberhasilan (dan kegagalan) dan inovasi yang dilakukan oleh si pembuat program. Mereka kemudian dapat memasukkan pelajaran tersebut ke dalam program mereka sendiri. Namun, agar ini terjadi, harus ada mekanisme yang efektif untuk mengkomunikasikan informasi tentang keberhasilan (dan kegagalan) suatu program.
Pelaporan program mengacu pada tanggung jawab pengelola program untuk memberikan pembaharuan formal secara berkala kepada pihak yang berwenang. Pelaporan dapat dianggap sebagai alat akuntabilitas; ini membantu pihak yang berwenang untuk mengetahui bahwa pengelola program menghasilkan progres menuju tujuan program yang sudah ditetapkan.
MELR yang efektif adalah komponen kunci untuk menghasilkan perubahan yang langgeng dan juga untuk mengembangkan perencanaan program yang berhasil. Hal ini sangat membantu untuk membuat keputusan yang lebih baik sebelum, selama, dan setelah implementasi program. Tentunya, agar tujuan yang diharapkan benar-benar sangat mungkin untuk dicapai bukan sebuah utopia atau mimpi di siang bolong belaka.
Selain materi tentang MELR, dalam modul ini juga dibahas tentang manajemen resiko. Dalam melaksanakan suatu program, resiko pasti ada dan tidak dapat dihindari untuk itu perlu ada pengelolaan resiko. Pengelolan resiko betujuan agar program sekolah yang dilaksanakan minim akan kerugian dan hambatan. Meminimalisir resiko bertujuan agar tujuan program yang sudah ditetapkan dapat tercapai karena keberadaan resiko dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan dari suatu program. Terdapat beberapa tipe resiko di lembaga sekolah, di antaranya adalah : (1) resiko strategis, resiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan; (2) resiko keuangan, resiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset; (3) resiko operasional, resiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen; (4) resiko pemenuhan, resiko yang berdampak pada kemampuan proses dan procedural internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku; (5) resiko reputasi, resiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga.