Menggerakkan Komunitas
Oleh: Nurohmat
Setiap diri di antara kita setidaknya berada dalam tiga komunitas sosial yang berbeda, yakni komunitas keluarga, komunitas pekerjaan, dan komunitas masyarakat. Komunitas yang berkemajuan harus memiliki sosok pemimpin. Pemimpin inilah yang menjadi nahkoda kebijakan, penggerak implementasi program, pengendali dan pengawas jalannya program agar tetap berada dalam bingkai tujuan bersama.
Pemimpin idealnya adalah orang yang diterima dan dipercaya dengan sepenuh hati oleh anggota komunitasnya. Untuk diterima, seorang pemimpin harus dipercaya. Untuk dipercaya seorang pemimpin harus menunjukkan performa di atas rata-rata, baik kognisi, afeksi, maupun daya juang kinerjanya.
Seorang pemimpin yang sudah tidak dipercaya oleh sebagian besar anggota komunitasnya pasti tidak akan diterima. Bila tidak diterima maka tidak dipercaya. Konsekuensinya segala upaya yang dilakukan pemimpin untuk menggerakkan komunitas ke arah kemajuan pasti tidak akan dilirik dan tidak akan diikuti oleh anggota komunitasnya.
Dalam komunitas sosial keluarga, jika seorang ayah atau ibu yang bertindak sebagai pemimpin keluarga tidak menunjukkan performanya sebagai ayah dan ibu yang baik pasti tidak akan dihormati oleh anggota keluarganya. Seorang pemimpin keluarga setidaknya harus memiliki karakter kepemimpinan, keteladanan, kehangatan, optimisme, kecerdasan, kekuatan dan kelembutan.
Meskipun terlalu normatif, seorang ayah dan atau ibu sudah sepatutnya berkolaborasi dalam memimpin anggota keluarga untuk membiasakan praktik baik, menjadi teladan dalam praktik baik, memberikan dukungan dan kehangatan emosi kepada anggota keluarga untuk menjadi individu yang lebih baik, menggelorakan semangat dan optimisme, cerdas dan berwawasan global, kuat dan tangguh dalam menghadapi permasalahan hidup, dan memiliki kelembutan dalam memahami sikap dan perilaku anggota keluarganya.
Demikian pula dalam komunitas kerja, untuk menggerakkan komunitas kerja ke arah berkemajuan diperlukan juga seorang leader yang memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap permasalahan yang berada di tempat kerja.
Pemimpin di tempat kerja harus menghindari mencari-cari celah untuk memuluskan kepentingannya sendiri, hindari pengelolaan sekarepe dewek, dan hindari 'untung nggo dewek'. Bila ada jajaran pemimpin di tempat kerja seperti ini, niscaya ia tidak bisa dipercaya, dan bila sudah tidak dipercaya pasti kehadirannya sudah tidak diharapkan.
Dalam komunitas masyarakat juga demikian, pemimpin dalam masyarakat sebagai produk dari eleksi menunjukkan bahwa aspek 'sing ditrimo', yang diterima oleh mayoritas anggota masyarakat adalah hal yang utama.
Setiap anggota masyarakat memiliki standar tertentu berkaitan dengan 'sing ditrimo' itu dan bisa saja masyarakat A memiliki acuan yang berbeda dengan masyarakat B mengenai indikator-indikator calon pemimpin 'sing ditrimo' itu. Indikator nya bisa saja dari aspek keturunan, kecerdasan, kemampuan mengelola emosi, komunikasi, dan sebagainya.
Pemimpin yang diterima plus dipercaya oleh komunitas masyarakat akan mudah menggerakkan komunitas masyarakat menuju kemajuan. Segala bentuk propaganda untuk mengemas program yang digulirkan oleh pemimpin komunitas masyarakat tidak lagi memiliki beban berat untuk meyakinkan masyarakat. Untuk itu, jadilah orang yang bisa dipercaya niscaya diterima.
Cirebon, 10.10.20