Lihat ke Halaman Asli

Nurohmat

Pembelajar

Belajar dari Lord Boden Powell

Diperbarui: 14 Agustus 2020   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belajar dari Lord Boden Powell
Oleh : Nurohmat

Hari ini, tepat tanggal 14 Agustus adalah hari Gerakan  Pramuka yang lahir melalui Kepres No. 238/61 yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Ir. Juanda. Hal ini terjadi lantaran Presiden Soekarno saat itu sedang melakukan lawatan kenegaraan ke Jepang. Gerakan ini semula merupakan gerakan kepanduan dari berbagai komponen anak bangsa, yang kemudian  dilebur  menjadi gerakan Pramuka dengan pertimbangan untuk merawat keutuhan NKRI karena disinyalir terdapat organisasi kepanduan yang kurang baik untuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Menyoal gerakan kepanduan dunia,  tentu ingatan kita  tidak terlepas dari sosok Lord Boden Powell. Ia merupakan salah satu sosok yang mampu merajut lompatan sejarah , "Leap of History" melalui Gerakan kepanduan yang ia gagas.

Meski Boden Powell adalah anak yatim sejak berusia tiga tahun, namun ia lahir dari keluarga yang cukup berada. Karakter yang menonjol darinya adalah sikap kerja keras, pantang menyerah, tidak mudah putus asa, altruis, dan peduli. Catatan kepedulian Powell dituliskan dalam salah satu petikan surat kepada ibundanya, saat ia berusia sekira 18 tahun. Petikan suratnya sebagai berikut, " Apa yang harus ku kerjakan nanti? Ibunda, Aku ingin sekali membuat orang miskin menjadi kaya seperti kita dan mereka secara hukum berhak untuk bergembira seperti kita, dan siapapun orang yang berada wajib memberi orang yang tidak punya". Dari petikan surat tersebut tampak bahwa Powell muda memiliki semangat untuk 'memerdekakan'  orang miskin.

Powell muda aktif di dinas kemiliteran Inggris. Ia seorang tentara yang sarat akan pengalaman kemiliteran. Tugasnya berpindah-pindah mulai dari India hingga ke Afrika Selatan. Ia tulis pengalaman-pengalamannya saat bertugas di kemiliteran menjadi sebuah buku, "Aids to Scouting".Pada tahun 1908, Ia kemudian menulis kembali sebuah buku, "Scouting for Boys". Kali ini buku yang ia tulis sangat spektakuler dan menyebar hingga ke seluruh Eropa dan negeri-negeri jajahannya. Buku inilah yang turut memperbesar perkembangan kepanduan di seluruh dunia. Hingga pada tahun 1920, melalui Jambore kepanduan Dunia yang pertama, Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia.

Dari kisah singkat tersebut, Tuan dan Puan mungkin dapat mengambil pelajaran. Bagi saya pribadi, harapan dan keinginan Powell untuk memerdekakan orang lemah, menjadi framework langkah Powell berikutnya. Keaktifan Powell dalam membesarkan gerakan kepanduan dan ketekunan dalam menuliskan gagasan-gagasannya tentang kepanduan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Mungkin ada benarnya juga, untuk membesarkan dan mengembangkan  sesuatu yang sekiranya bermanfaat,  bergeraklah dan tuangkan  pemikiran dan pengalaman Tuan dan Puan dalam tulisan.

Selamat Hari Pramuka, 14 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline