Judul tulisan di atas tidak bermaksud untuk menuduh atau menyudutkan seseorang atau sekelompok orang. Kalau saya berhak menuduh atau curiga maka saya lebih nyaman menuduh dan mencurigai diri saya sendiri. Ada kekhawatiran saya mempraktikkan sifat-sifat munafik itu.
Setidak-tidaknya tulisan ini bisa menjadi bahan refleksi bagi saya dan bagi sesiapa saja yang mau untuk menengok dalam-dalam isi hatinya. Dalam hati, saya berdo'a sekuat hati agar saya tidak diliputi oleh sifat-sifat kemunafikan. Bukan apa-apa, sementara ini ketentraman dan kedamaian hidup menjadi prioritas 'purpose' hidup saya.
Ketika di era sekarang banyak menunjukkan gejala muntaber, munafik tapi berhasil. Tentunya, menguatkan persepsi sebagian besar orang bahwa yang tidak mempraktikkan kemunafikan sulit untuk mendapatkan anugerah Tuhan berupa kekuasaan, kepemimpinan, kesenangan dan kekayaan yang melimpah.
Seandainya Tuhan menawarkan dan menyodorkan pilihan rupa-rupa nikmat kepada saya. Saya tidak akan memilih kepemimpinan, kekuasaan, ataupun kekayaan menjadi tiga urutan teratas. Saya akan memilih yang lain. Apa pilihannya?
Saya terinspirasi oleh pilihan Nabi Sulaiman a.s. lebih memilih nikmat yang terbaik dan teragung menurut Tuhan. Nikmat ini tidak diperebutkan oleh banyak orang, karena sedikit orang yang tahu. Ya itu, nikmat ilmu dan hikmah, meski terkesan legeg ( kesannya agak gimana gitu).
Nah, kalau Tuhan menyuruh Anda untuk memilih dari sekian banyak nikmat dan dibatasi hanya tiga nikmat saja untuk Anda, kira-kira apa pilihan Anda ?
Jawaban Anda akan sangat bergantung pada pandangan metafisis yang anda anut. Bagi yang beraliran materialis, saya yakin kekuasaan dan kekayaan akan menjadi daftar pilihan teratas. Orang yang menganut aliran metafisis materialis ekstrim, segala cara akan diupayakan untuk meraih kekayaan dan kekuasaan, termasuk ketokohan. Adu domba, tipu muslihat, modus, dan cara-cara kotor lain akan mewarnai proses tersebut.
Sementara bagi yang menganut aliran metafisis spiritualis, mereka akan memprioritaskan nilai-nilai moral seperti: ketulusan, keadilan, keberanian, kejujuran, kebijaksanaan, dan nilai-nilai lainnya yang bersifat normatif ketimbang mengejar kekuasaan, kekayaan, ketokohan dengan cara-cara yang kotor dan sarat kemunafikan.
Soal munafik, Nabi Muhammad SAW empat belas abad yang lalu sudah memberikan identifikasi perilaku untuk menyoal kemunafikan. Ciri perilaku munafik yang dipopulerkan oleh Nabi SAW sedikitnya ada tiga : (1) jika berkata ngibul, artinya dia doyan membohongi orang lain. (2) jika berjanji, ingkarnya gak tanggung-tanggung. Janji-janji manisnya sangat membius. (3) jika diberikan kepercayaan/amanah/kepemimpinan dia khianat.
Ketiga perilaku munafik itulah yang sekarang saya takutkan merasuk dalam jiwa saya, anda, dan kita semua. Lebih menakutkan lagi jika saya, anda, dan kita semua saling tuduh, apalagi menjelang pemilihan presiden 2019.
Wallahu'alam.
Cirebon, 13 Januari 2019