Lihat ke Halaman Asli

nurnabillah

Mahasiswi aktif Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Bijak Menggunakan AI dan Media Sosial: Panduan Islami di Era Digital

Diperbarui: 20 Desember 2024   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Pendahuluan: 

Dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi yang mengubah pola kehidupan, integrasi antara Islam dan teknologi menjadi semakin relevan. Masyarakat modern dihadapkan pada tantangan moral terkait pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang panduan dan prinsip-prinsip Islam dalam penggunaan teknologi menjadi esensial. Dalam menghadapi era digital yang kompleks, penting untuk mengeksplorasi bagaimana ajaran Islam memberikan arahan dalam menghadapi dilema etika yang muncul dari kemajuan teknologi.

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada dua. Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau menghasilkan manfaat sesaat memenuhi kebutuhan manusia.

AI dalam pandangan Islam

Teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia yang disebut dengan Artificial Intelligence dan disingkat menjadi AI.  Fenomena Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan dalam pandangan Islam adalah topik yang menarik dan relevan di era modern ini. Islam memiliki prinsip-prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam menyikapi perkembangan teknologi, termasuk AI.

Dalam perspektif Islam, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya dipandang positif. Al-Quran sering mendorong manusia untuk menggunakan akalnya dan mempelajari alam semesta. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Ali 'Imran ayat 190-191 : "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." Ayat ini menekankan pentingnya menggunakan akal untuk memahami dan memanfaatkan ciptaan Allah.

AI, sebagai hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat dilihat sebagai manifestasi dari kemampuan manusia untuk berinovasi dan memanfaatkan potensi yang diberikan oleh Allah. Dalam konteks ini, pengembangan AI bisa dipandang sebagai bentuk pelaksanaan peran manusia sebagai khalifah di bumi, yang bertanggung jawab untuk memakmurkan dan mengelola bumi dengan bijaksana.

Namun, Islam juga mengajarkan bahwa setiap teknologi harus digunakan dengan cara yang etis dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. 

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan penggunaan AI menurut pandangan Islam antara lain:

1. Tauhid : AI tidak boleh dianggap sebagai "Tuhan" atau memiliki kekuatan yang menyamai Allah. Manusia harus tetap menyadari bahwa AI adalah ciptaan manusia yang terbatas.

2. Akhlak : Penggunaan AI harus sejalan dengan nilai-nilai moral Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline