Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Nur Mustakim

Benar-Benar Bukan Orang Benar

Kok Anti Kimia? (1)

Diperbarui: 23 Mei 2018   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Pribadi)

Beberapa hari yang lalu, Andi menghadiri sebuah diskusi mingguan di kampus. Diskusi mingguan ini berada di bawah naungan BEM kampus. Pesertanya pun bebas, siapa saja boleh ikut, baik mahasiswa semester 1, 3, 5, dan seterusnya. Tak jarang pula beberapa dosen ikut menghadiri kampus ini guna pengontrolan agar berjalannya diskusi mingguan tetap berjalan sehat. 

Diskusi minggu ini yang diadakan hari Minggu kemarin sepertinya meninggalkan kesan yang amat dalam pada diri Andi, entah baik atau buruk tak ada informasi detail tentang itu. Yang pasti Andi memerlukan bertemu denganku siang ini, dari teks whatsapp yang dikirim kepadaku tadi malam, "Ndre, nanti siang ngopi di kantin ya! Ada sesuatu yang penting nie," aku bisa mengira bahwa ada hal penting yang harus dibicarakan.

Eh, tapi kok aku bisa mengambil kesimpulan kalau hal penting yang ingin dibicarakan Andi ada hubungannya dengan diskusi mingguan ya? Hahahaha....aneh, tapi tak mengapa lah, mungkin juga ada hubungannya.

Jarum jam sudah tepat pada pukul 12.00, saat itu juga adzan untuk Sholat Dzuhur berkumandang. Langsung aku berangkat ke masjid kampus untuk menunaikan sholat. Seusai sholat aku langsung menuju ke kantin untuk memenuhi janji dengan Andi.

Andi sudah menunggu di salah satu meja di kantin dengan dua gelas kopi hitam favoritku. Ah, Andi memang selalu mengerti hal-hal favoritku, biasanya ia selalu menanyakan terlebih dahulu, "mau mesen apa?" saking seringnya berbicara hal-hal penting denganku, Andi sudah mengerti apa favoritku dalam perbincangan serius.

"Sudah nunggu lama, Ndi?"

"Nggak, Ndre, baru aja aku pulang dari masjid," kayaknya tadi dia nggak ada di masjid deh, ah, sudahlah! Penyakit berprasang buruk yang aku miliki selalu saja muncul. Dan usahaku untuk meredam itu sangatlah rumit. Semoga saja aku bisa selalu untuk mengatasinya.

"Aku tadi lihat kamu di masjid, Ndre," loh, dia kok bisa tahu pikiranku?, "kamu di utara tadi, aku di selatan." Oh, seperti itu.

"Oke, oke. Apa ni? Katanya ada sesuatu yang penting."

"Begini, Ndre! Kemarin aku ikut diskusi mingguan........" nah kan, bener tentang diskusi mingguan, "tema yang dibahas itu yang buat aku jadi kepikiran terus." Hmmmm....., menarik.

"Emang yang dibahas apa, Ndi?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline