ideologi berasal dari dua kata iatu idea dan logos. idea memiliki arti sebuah pemikiran dari ide-ide, konsep atau keyakinan. sedangkan logos berarti logika, ilmu, jadi idelogi merupakan suatu ilmu tentang keyakinan maupun sebuah ide-ide tentang sebuah pemikiran. ideologi juga merupakan sebuah gagasan atau jalan pikiran yang bertumpu pada suatu filsafat dan juga merupakan ciri khas dari kelompok yang dapat mempengaruhinya. ideologi juga dapat membentuk pranata di bidang politik maupun sosial, sehingga ideologi dapat memberikan sebuah inspirasi dan pedoman hidup manusia.
dalam konteks islam dan politik, unsur-unsur ideologi menjadi interior dalam islam politik, karena ideologi berfungsi sebagai penggerak landasan pemikiran, dan gagasan suatu gerakan yang tergolong islam politik, sehingga dapat memungkinkan bila gerakan ideologi dapat memberikan sebuah keuntungan dari berbagai faktor politik. sedangkan islam dapat memberikan sebuah pemahaman tentang bagaimana dinamika, proses dan pengorganisasian para aktivisme islam yang dapat dijadikan sebagai elemen penentu aksi kolektif.
Dari perspektif teori gerakan sosial, keberhasilan gerakan yang mengorganisir aksi kolektif dapat melawan negara dan juga berkaitan dengan politik dalam hal ini merupakan sebuah fenomena Islam yang dapat dilihat sebagai sistem nilai dan doktrin yang ilahi dan transenden. Sebagai realitas sosial, Islam merupakan fenomena peradaban dan kebudayaan dalam kehidupan manusia dan juga salah satu agama yang memiliki keterikatan yang kuat dengan struktur politik formal. dengan demikian, politik islam dianggap sebagai bentuk kemajuan dari ideologi gerakan di Dunia, seperti; marxisme atau sosialisme di Uni Soviet dan Asia tenggara. akan tetapi, dalam pemikiran orang barat mengatakan bahwa "islam itu terlalu tekstual dalam memahami ayat-ayat suci dan kurang mampu untuk beradaptasi dengan perubahan zaman pada masa kini". dalam hal ini dibuktikan oleh tokoh-tokoh liberal, seperti; Ali Abdur ar-Razi yang melarang dalam mengaitkan islam dengan politik yang mana beliau berpikir bahwa islam itu hanya tentang ibadahnya saja. dalam hal ini, kita harus mengingat kembali peran Rosululloh yang merupakan pemimpin umat dan bangsa yang mana rosululloh juga menerapkan tentang politik dalam kepemimpinannya yang mana kepemimpinannya tidak meninggalkan ajaran-ajaran islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H