Lihat ke Halaman Asli

Nur Mega Aris Saputra

Pejuang Kehidupan

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling UM Lakukan Penelitian tentang Motif "Cyberbullying"

Diperbarui: 31 Mei 2019   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses Penelitian di SMA Negeri 1 Kepanjen/Dokpri

                                                                             

Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling UM yang diketuai Nadya Yaniar Nafis lakukan penelitian motif-motif cyberbullying pada remaja Malang Raya. Pada tahun ini, proposal penelitiannya yang berjudul "Motif-Motif Cyberbullying Remaja (Mixed Study Tentang Pola Komunikasi Sosial Media Remaja Malang Raya)" lolos didanai Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian. Selain sebagai keberlanjutan program dari dikti, Pkm merupakan implentasi dari wujud tri dharma perguruan tinggi dalam hal ini khususnya pada bidang penelitian yang memiliki sumbangsih dalam dunia pendidikan.

Penelitian tersebut dilakukan dengan pengambilan sampel dari tiga SMA di Malang Raya yaitu SMAN 8 Malang mewakili area Kota Malang, SMA Negeri 1 Batu mewakili area Kota Batu, dan SMA Negeri 1 Kepanjen mewakili Kabupaten Malang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan teknik instrumen kuesioner atau angket dan data kualitatif dengan teknik instrument berupa FGD (Focus Grup Discussion).

Tim ini juga beranggotakan Devi Eriska Sari dan Nur Mega Aris. Ketiga mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang tersebut melakukan penelitian dibimbing langsung oleh Dr. Muslihati, S.Ag,. M.Pd. Ide penelitian ini muncul dari meningkatnya kasus tentang cyberbullying pada remaja saat ini.

Penelitian ini menghasilkan buku tentang Motif-motif Cyberbullying yang dapat dijadikan pustaka untuk pembaca. Selain itu juga menghasilkan model intervensi prevensi dan kurasi cyberbullying berupa RPLBK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal) yang terdiri dari prevensi dan kurasi. RPLBK tersebut diserahkan kepada konselor sekolah sebagai pedoman untuk memberikan layanan kepada siswa untuk mencegah dan menangani cyberbullying. 

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dipresentasikan pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional yang akan dilaksanakan di Bali pada akhir Agustus 2019. "Dengan melakukan penelitian ini kami harapkan dapat menjadi landasan dan manfaat bagi guru BK dalam pemberian layanan mengenai cyberbullying disekolah-sekolah" Ujar Nadya selaku ketua peneliti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline