Lihat ke Halaman Asli

"Cowboy Killer" yang Sesungguhnya

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Assalamualaikum wr. Wb.
Semenjak daftar di kompasiana, ini adalah tulisan pertama saya.
Saya sedang menyusuri cyber space ketika tanpa sengaja melihat gambar kondisi paru-paru saat mengalami kanker.
Saat saya telusuri gambar itu, saya menemukan link ke sebuah tulisan tentang gambar tersebut, penulis juga menyertakan komentar-komentar teman-temannya di media sosial saat dia mengupload gambar tersebut di facebooknya.
Gara-gara gambar kanker paru tersebut banyak orang yang kemudian menceritakan pengalaman pribadinya tentang keluarga yang terkena kanker paru-paru akibat merokok.
Bahkan disebutkan ada 3 orang Marlboro Man yang meninggal karena menjadi perokok aktif.
Dan tahukah anda, bahwa bahwa rokok itu bahkan disebut “COWBOY KILLER” di negara tempat asalnya.

Tulisan ini sejatinya adalah bentuk kebingungan saya dalam menghadapi akibat dari rokok itu sendiri. Di satu sisi, saya menyadari bahayanya dan ingin agar keluarga saya hidup sehat tanpa takut mengalami pelbagai akibat dari rokok, tetapi disisi lain saya tahu bahwa apapun yang akan saya katakan pada mereka tentang bahaya rokok itu, tidak akan ada pengaruhnya pada persepsi yang terbangun dalam diri mereka sendiri, lagi pula menghilangkan kebiasaan rokok itu sendiri bukanlah hal yang mudah.

Saya pernah mendengar seseorang bercerita saat kakaknya berusaha menghilangkan kebasaan merokok, sama sekali tak bisa konsentrasi kerja, bahkan saat lidahnya sangat menginginkan rokok dia mengunyah 1 kotak sekaligus permen Milton mint, hingga menangis kepahitan baru keinginannya merokok sedikit teredam, dan kambuh dalam beberapa menit lagi.

Saya juga mendapati orang-orang menghindari bungkus rokok yang bergambar organ dalam tubuh manusia yg telah rusak, mereka memilih membeli rokok yg terbungkus dlm gambar yg lebih menyenangkan. sesungguhnya ini adalah gambaran ketakutan mereka, meskipun tak pernah benar2 mereka pikirkan.

Saya berharap agar generasi selanjutnya lebih menyadari hal-hal seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline