Lihat ke Halaman Asli

NurMa

Mahasiswa

Contoh Penerapan Ekonomi Islam di Pasar Minggon Jati Batang

Diperbarui: 23 Oktober 2019   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Pasar Minggon Jati yang terletak di Batang Merupakan pasar mingguan atau di daerah kami biasa disebut "pasar tiban"atau pasar yang dilakukan hanya satu kali dalam seminggu.

Di dalam pasar Minggon Jati ini ada sesuatu yang unik yaitu jika kita ingin membeli sesuatu maka alat yang kita gunakan bukanlah uang melainkan "kereweng". Kereweng dibuat dari tanah liat. Lalu bagaimana kita bisa mendapatkan Kereweng?

Jadi gini teman-teman ketika kita masuk ke Pasar Minggon Jatinan kita akan bertemu dengan kasir yang menjual Kereweng. Satu Kereweng dijual dengan harga Rp. 2000 rupiah. Kereweng inilah yang digunakan sebagai alat pembayaran.

Lalu apa Kereweng itu harus kita habiskan semuanya?. Tentunya Tidak dooong. Karena Kereweng itu kita ibaratkan sebagai uang Jika Kereweng itu tersisa kita bisa membawanya pulang untuk digunakan kembali saat kita ke sini lagi atau buat kenang-kenangan.

Tapi ada satu hal yang tidak boleh dilakukan yaitu menukar Kereweng  menjadi uang. Hehe jadi kita harus pintar-pintar saat menukarkannya. 

Jika dari tadi membahas tentang Kereweng,lalu apa saja barang-barang yang dijual di sana?. Di Pasar Minggon Jati menjual beraneka macam makanan tradisional serta mainan atau pernak pernik tradisional. Jadi bagi pecinta  kuliner-kuliner atau penyuka sesuatu yang 'jadul' datang saja ke Pasar Minggon Jati Batang ini.

Para pedagang yang ada di sana mayoritas perempuan. Dalam berdagang mereka  menggunakan pakaian yang menutup aurat yang pakainya berseragam. Jadi enak untuk dipandang.

dok. pribadi

dok. pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline