Barangkali dua kata ini sungguh tidak asing kedengarannya oleh telinga kita ketika memperingati hari guru setiap tahun, keluarlah kalimat "guru pahlawan tanpa tanda jasa" bahwa guru adalah mereka yang dengan perjuangannya melahirkan para pemimpin bangsa dan pemimpin dunia.
Ketika peringatan hari pahlawan 10 November maka bangsa mengenang bagaimana para pahlawan itu merebut kemerdekaan dari belenggu penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan. Sederet nama yang disebut pahlawan itu sebagiannya adalah guru. Guru adalah pahlawan dan pahlawan itu adalah guru.
Di era kekinian atau orang menyebutnya milenial, guru adalah sosok pribadi yang akan ditauladani oleh peserta didik dalam segala hal, termasuk dalam hal menanamkan dan menyuburkan bibit kepahlawanan dalam hati sanubari peserta didik.
Di pandang penting apabila merebut kemerdekaan melalui perjuangan para pahlawanan, maka mempertahankan kemerdekaan juga merupakan bagian dari perjuangan itu. Maka guru adalah orang-orang yang berada di garis terdepan untuk menaburkan, merawat dan memelihara semangat kepahlawanan dalam sanubari peserta didik.
Bagaimanan caranya? Memang secara harfiah pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanan dalam membela kebenaran, namun menonjolnya sifat keberanian dan pengorbanan itu didasari oleh semangat kepahlawanan yang telah terhujam dalam diri, baik oleh faktor keturunan dan atau faktor lingkungan.
Sifat dasar demikian memungkinkan dimiliki oleh setiap orang dari masa kemasa. Sehingga muncul istilah baru; pahlawan devisa, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan literasi dan lain-lain. Bahkan seorang anak kecil yang saban hari berjuang untuk menafkahi keluarga, mengorbankan waktu bermain dengan teman-teman sebaya akan dianggap pahlawan.
Di madrasah, dalam skop yang kecil. Para guru adalah pahlawan bagi peserta didik. Guru tidak hanya mendidik dan mengajar melainkan juga menaburkan semangat kepahlawanan itu kepada peserta didik.
Madrasah membuat suatu kondisi dimana anak didik berkompetisi dalalm menyelesaikan seluruh tantangan yang diberikan madrasah, baik dibidang akademis maupun non-akademis.
Mereka yang berhasil menaklukkan tantangan itu merekalah yang dapat disebut pahlawan bagi madrasah. Ada pahlawan dibidang olah raga, dibidang kesehatan, literasi, ekskul dan bidang studi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H