Lihat ke Halaman Asli

Menggugat Kemenangan “Quick Count” Prabowo-Hatta

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1405049645948609102

[caption id="attachment_347248" align="aligncenter" width="640" caption="Capres dan Cawapres 2014"][/caption]

Harian Kompas Kamis 10 Juli 2014 menampilkan judul pada halaman satu “Jokowi-JK Unggul” dengan sub judul dibawahnya berbunyi 4 lembaga survei unggulkan Prabowo-Hatta, 8 unggulkan Jokowi-JK.  Judul “Jokowi-JK Unggul” menggunakan ukuran font yang lebih besar, sedangkan sub judulnya menggunakan ukuran font yang kecil.  Hal ini dapat ditafsirkan bahwa Kompas lebih percaya hasil survei yang dikeluarkan oleh Litbang Kompas dan 7 lembaga survei yang lainnya.

Tulisan ini hendak membahas secara saintifik, mengapa 4 lembaga survei yang menjadi referensi Prabowo-Hatta sulit diterima akal sehat.  Keempat lembaga survei tersebut adalah Puskaptis, JSI, LSN dan IRC.  Saya akan meninjaunya dari segi ilmu Statistika yang saya pahami.

Dari empat lembaga survei yang digunakan sebagai acuan oleh Prabowo-Hatta, hanya dua yang dapat diterima yaitu Puskaptis dan JSI.  Dua lembaha survei yang lain yaitu LSN (Lembaga Survei Nasional) dan IRC (Independen Research Centre) tidak melaporkan besarnya “margin error” dan ukuran sampelnya.  Suatu laporan survei yang tidak menyertakan nilai “margin error”, tidak dapat dipakai sebagai pegangan.

Sekarang kita lihat hasil survei yang diberikan oleh JSI (Jaringan Survei Indonesia).  Persentase raihan suara Prabowo-Hatta adalah 50,14%, sedangkan Jokowi-JK adalah 49,86%, dengan “margin error” sebesar 1% yang diperoleh dari sampel berukuran 2000 TPS.  Berdasarkan “margin error” 1% ini, JSI menyimpulkan bahwa perhitungan KPU untuk raihan suara Prabowo-Hatta, diduga akan berada pada kisaran interval (49,14% - 51,14%), sedangkan Jokowi-JK ada pada interval (48,86% - 50,86%).  Kedua interval ini beririsan cukup besar, artinya secara statistik hasil survei JSI tidak dapat dipakai untuk menyimpulkan bahwa raihan suara Prabowo-Hatta akan lebih unggul dari pada Jokowi JK.  Karena berdasarkan survei JSI raihan suara Jokowi-JK boleh jadi mencapai 50,86%, sedangkan Prabowo-Hatta boleh jadi hanya 49,14%.  Kalau hal ini terjadi justru Jokowi-JK yang akan menjadi Presiden.

Sekarang kita lihat hasil survei hitung cepat yang diberikan oleh Puskaptis, yaitu Prabowo-Hatta 52,05% sedangkan Jokowi-JK 47,95%, dengan “margin error” sebesar 1% yang didasari oleh ukuran sampel hanya 1250 TPS.  Sembilan lembaga survei lain dengan “margin error” 1% semuanya diperoleh dari sampel berukuran 2000 TPS.  Jadi ada perbedaan 750 TPS untuk menghasilkan “margin error” yang sama oleh Puskaptis.  Fenomena ini menunjukkan Puskaptis menggunakan metodologi yang sangat hebat dibandingkan lembaga survei lain, sehingga Puskaptis sangat efisien dalam menarik sampel.  Sampai disini kita berpikir positif, bahwa Puskaptis memang diisi oleh ahli-ahli yang mumpuni, sehingga mampu menghasilkan “margin error” 1%, hanya dengan sampel 1250 TPS, dibandingkan dengan lembaga lain, yang mana untuk menghasilkan “margin error” yang sama membutuhkan sampel berukuran lebih besar yaitu 2000 TPS.

Apabila hasil survei Puskaptis ini benar, maka pada tingkat kepercayaan 95% nilai “standard error (SE)” yang dihasilkan oleh Puskaptis adalah 0,0051 (0,51%).  Hasil ini diperoleh dari SE = margin error/1.96.  Berbeda dengan Puskaptis 8 lembaga survei lain menghasilkan persentase untuk Prabowo-Hatta kurang dari 50%.  Dengan anggapan bahwa hasil Puskaptis ini benar, maka peluang bahwa lembaga survei lain akan menhasilkan persentase raihan suara Prabowo-Hatta kurang dari 50%  adalah 0.0000293.  Hasil ini diperoleh dari perhitungan Pr(X < 50%) dari sebaran Normal dengan mean=52,05% dan SE = 0.51%.  Besarnya peluang ini kurang lebih sama dengan peluang mendapatkan hadiah mobil BMW dari Bank Mandiri, pada hal tabungan anda kurang dari Rp.100.000,-.  Kalau hal ini terjadi maka patut diduga Bank Mandiri telah melakukan kecurangan/rekayasa dalam pengundian.  Tidak berlebihan kiranya, hal yang sama patut diduga ada rekayasa oleh Puskaptis.

Besarnya peluang 0.0000293 juga berarti, hanya ada 1 dari 34 129 lembaga survei yang menghasilkan persentase raihan suara Prabowo-Hatta kurang dari 50%, apabila survei yang dilakukan oleh Puskaptis memang jujur dan objektif .  Padahal faktanya ada 8 dari hanya 12 lembaga survei memberikan hasil raihan suara Prabowo-Hatta kurang dari 50%.  Apalagi sebagian besar (untuk tidak mengatakan semuanya) dari 8 lembaga survei tersebut adalah dapat dipercaya, paling tidak RRI dan Litbang Kompas.  Kalau tidak demikian berarti Puskaptis adalah satu-satunya lembaga survei yang paling kredibel dan hebat di Indonesia, bagi akal sehat hal seperti ini kurang dapat diterima.

Sekarang kita akan melihat hasil survei yang mengunggulkan Jokowi-JK.  Saya akan memilih RRI sebagai lembaga survei yang independen karena milik pemerintah, yang tentunya riskan kalau berpihak dan kalaupun berpihak, lebih mungkin akan berpihak ke Prabowo-Hatta dibandingkan ke Jokowi-JK, karena hampir semua partai pendukung pemerintah ada di kubu Prabowo-Hatta.

Hasil survei RRI memberikan persentase raihan suara Prabowo-Hatta 47,29% dan Jokowi-JK 52,71%, dengan “margin error” 1% dari ukuran sampel 2000 TPS.  Dengan tingkat kepercayaan yang sama 95%, diperoleh nilai “standard error (SE)” yang diperoleh RRI adalah SE = 0.0051 (0,51%).  Berdasarkan informasi ini peluang suatu lembaga survei mendapatkan persentase raihan suara Prabowo-Hatta kurang dari 49% adalah 0.9996002 (99,96%).  Jadi lembaga survei dengan metodologi yang kurang lebih sama dengan RRI hampir pasti akan memberikan hasil persentase yang relatif sama dengan yang dihasilkan oleh RRI.  Sebalikanya peluang suatu lembaga survei menghasilkan persentase raihan suara untuk Prabowo-Hatta lebih lebih dari 50% adalah 0.0000000537.  Nilai peluang ini dicari dengan menghitung Pr(X > 50%) dari sebaran peluang normal dengan mean = 47,29%, dan SE = 0.51%.

Peluang sebesar 0.0000000537 sama artinya hanya akan ada 1 dari 18.620.867 lembaga survei dengan kredibilitas yang relatif sama dengan RRI ternyata hasilnya melenceng jauh dari hasil survei RRI, yaitu Prabowo-Hatta menang.

Jadi lembaga survei mana yang sebenarnya abal-abal, RRI, Litbang Kompas dan 6 lembaga lainnya atau Puskaptif dan 3 lembaga lainnya? Silakan anda cermati dengan akal sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline