Lihat ke Halaman Asli

Nurman Haryadi

Alumni Mahasiswa Pendidikan Fisika IKIP Mataram 2019

Sudah Siapkah Kita Menghadapi Kematian?

Diperbarui: 15 Oktober 2021   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah siapkah kita menghadapi kematian ?

Bagian demi bagian episode kehidupan telah kita lalui bersama. Semua yang terjadi didalamnya sudah diatur dan sesuai dengan scenario yang dibuat oleh Dia yang maha memiliki segalanya. 

Untuk menyikapi semua itu tugas kita hanyalah menerima dengan lapang dan menyadari bahwa semua yang terjadi sudah merupakan takdir hidup yang memang harus dijalani.

Hari ini saya mendapatkan sebuah kabar duka dari salah seorang adik tingkat sewaktu menjadi mahasiswa dulu melalui akun facebooknya. Sebuah kabar yang cukup membuat kaget. 

Setelah beberapa bulan lamanya bertarung melawan penyakitnya yang bernama "Kanker Nosafaring" kini dia dikabarkan meninggal dunia. Ia adalah adik tingkatku pada bidang yang sama yaitu pada program studi pendidikan fisika di IKIP Mataram. 

Ia adalah "Nomis Astuti" sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi saya. Senyumnya yang khas setiap bertemu masih terlihat jelas dalam memori bahkan saya hampir tidak mempercayai kabar ini. Ia adalah salah satu mahasiswa yang saya kenal memilki sikap yang baik, ia ramah dan sopan kepada setiap mahasiswa yang dijumpai.

Ini adalah berita kematian tentang seorang pelajar yang kesekian kalinya saya terima, ini mengingatkan kita semua bahwa kematian bukanlah perkara usia. Ia bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja entah apakah dia bayi, remaja, dewasa ataupun tua, kita tidak pula punya kuasa untuk menunda kematian. Kematian adalah sebuah misteri. 

Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan kematian akan terjadi pada setiap orang karena kematian adalah rahasia yang maha kuasa.

Lantas sudah siapkah kita menyambut kematian itu ?, apa bekal yang sudah kita persiapkan untuk akhirat kita ?, kebaikan apa yang sudah pernah kita berikan kepada orang lain ? apakah kita mau mati dikenang dengan kebaikan atau dengan keburukan yang pernah kita perbuat selama kehidupan didunia ?. Dari beberapa deretan-deretan pertanyaan tersebut kitalah yang menentukan jawabannya bukan orang lain.

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengajak atau memohon kepada sahabat-sahabat pembaca yang budiman untuk sama-sama menghadiahkan surah al-fatihah kepada saudari kita "Nomis Astuti" semoga kepergiannya ini dalam keadaan husnul khotimah, diterima segala amal ibadahnya, serta ditempatkan disisi Nya yang layak. "Al-fatihah".

Akhir kata, semoga sahabat-sahabat yang sudah menghadiahkan al-fatihah ini dengan penuh ke-ikhlasan dicatat sebagai amal jariyah dan mendapatkan ganjaran yang lebih baik. Amiiin ya robbalalamiiin

#Mari Menulis

#Rentang, 15 Oktober 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline