Festival Tabuik
Pegi Putri Asri, 9 Juli 2022
Festival Tabuik merupakan salah satu tradisi tahunan di dalam masyarakat Pariaman. Festival ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan perkirakan telah ada sejak bad ke -19 Masehi.
Peralatan tabuik merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW,yaitu Hussein bin Ali yang jauh pada tanggal 10 Muharram.Sejarah mencatat,Hussein beserta keluarganya wafat dalam perang dipadang Karbala.
Tabuik terdiri diambil dari bahasa Arab 'tabut' yang bermakna peti kayu.nama tersebut mengacu pada legenda tentang kemunculan makhluk terwujud kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq.
Legenda tersebut mengisahkan bahwa setelah wafatnya sang cucu Nabi,katak kayu berisi potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit Leh buraq.
Berdasarkan legenda inilah,setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan dari buraq yang sedang mengusung tabut di punggungnya.
Menurut kisah yang diterima masyarakat secara turun temurun,ritual ini diperkirakan muncul dipariaman sekitar tahun 1826-1828 Masehi.
Tabuik pada masa itu masih kental dengan pengaruh dari timur tengah yang dibawa oleh masyarakat keturunan India penganut Syiah.
Pada tahun 1910,muncul kesepakatan antar nagari untuk menyesuaikan perayaan Tabuik dengan adat istiadat Minangkabau,sehin sehingga berkembang menjadi seperti yang ada saat ini.
Tabuik terdiri dari dua macam,yaitu Tabuik pasa dan Tabuik subarang.keduannya berasal dari dua wilayah berbeda dikota Pariaman.