Lihat ke Halaman Asli

Nurmalita Eka Putri Wibowo

Universitas Ahmad Dahlan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Dalam Film The Social Dilema)

Diperbarui: 15 Juli 2021   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hai! Perkenalkan nama saya Nurmalita Eka Putri Wibowo. Saya saat ini sedang berkuliah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan program studi Ilmu Komunikasi angkatan tahun 2019. Disini saya akan memaparkan bagaimana perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang sekarang menurut film "The Social Dilema" dan apa sih kelebihan dan kekurangan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri? Yuk, simak dibawah ini, yaa!

Perkembangan teknologi infomasi dan komunikasi pada saat ini sudah sangatlah luas khususnya di indonesia sendiri, siapapun bisa mengakses teknologi yang ada. Dengan adanya teknologi, manusia bisa terbantu pekerjaannya dan merasa terbantu saat merasakan kesusahan. Apalagi saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19 yang mana meningkat pemakaian media sosial yang digunakan oleh masyarakat karena pemerintah sedang melakukan PPKM darurat dan WFH untuk menekan laju penularan virus Covid-19 yang saat ini tengah melonjak di Indonesia.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini dimulai dari kemajuan pada bidang komputerisasi. Pada awalnya, penggunaan komputer hanya untuk sekadar menulis, membuat grafik dan gambar serta alat menyimpan data yang tentu luar biasa yang telah berubah menjadi alat komunikasi dengan jaringan yang lunak dan bisa mencakup seluruh dunia. Banyak masyarakat yang mulai mempelajari dan terbantu dengan adanya penggunaan komputer itu sendiri. Akhirnya, perkembangan ini pun yang tadinya sangat biasa saja, menjadi sangat luas dan berkembang seiring berjalannya waktu dan akan terus diperbaharui oleh sistem yang ada.

Banyak macam teknologi informasi dan komunikasi yang banyak kita miliki, seperti smartphone, laptop, komputer, dll yang dapat mengakses segala sesuatu teknologi di dalamnya. Ada beberapa kasus yang berpotensi negatif pada kesehatan dan mental manusia. Sebagai manusia, kita juga harus banyak berinteraksi dengan masyarakat luas terlebih dengan keluarga dekat atau inti. Karena dengan adanya interaksi tersebut, kita dapat menjalin hubungan yang harmonis, menciptakan kerukunan yang ada, tidak ada konflik didalamnya, dan lain-lain yang mempengaruhinya. Namun, teknologi sendiri juga memiliki sisi positif yang dapat membantu pekerjaan manusia, seperti menghemat waktu untuk melakukan aktivitas yang ada dengan mudah, meningkatkan hubungan yang baik dengan kerabat dekat karena saat ini sedang terjadi  PPKM dan WFH melalui media sosial.

Perkembangan teknologi yang semakin baru memberikan pengaruh dan landasan mengapa perlunya mempelajari komunikasi antar budaya. Proses interaksi antar manusia yang dimediasi oleh teknologi dan mampu menjangkau lapisan masyarakat dibelahan dunia manapun menjadi semakin terbuka. Internet sebagai salah satu dampak dari perkembangan teknologi baru pada dasarnya tidak hanya bisa menjadi pintu untuk mengetahui bagaimana budaya yang ada pada masyarakat di daerah tertentu, melainkan menjadi perangkat dalam ekspresi budaya itu sendiri (Nasrullah, 2012: 26).

Kemunculan teknologi, informasi dan komunikasi juga dapat mengubah kultur kita sehari-hari. Dahulu orang dapat bekerja dengan santai. Sekarang dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi, persaingan menjadi global sehingga orang ditantang untuk mengahadapi saingan global. Tadinya, orang berfikir bahwa adanya internet dapat membuat pekerjaan kita menjadi lebih mudah dan santai. Akan tetapi, kenyataan justru sebaliknya. Kita bekerja lebih lama, bahkan pekerjaan sering dibawa ke rumah. Jika dulu ada istilah "working 9 to 5", sekarang bekerja "5 to 9". Tentu hal ini akan diterapkan pada kehidupan kita untuk digunakan sehari-hari.

Dalam film "The Social Dilema", film dokumenter tersebut mengangkat sisi negatif pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangatlah pesat. Banyak orang-orang hebat yang menciptakan dan memperbaharui teknologi informasi dan komunikasi sehingga banyak masyarakat mudah mengaksesnya dan mengetahui apa saja yang sedang terjadi di seluruh dunia. Namun, tidak sedikit orang-orang dibalik itu bisa bertahan dalam melakoni pekerjaannya. Seperti sudah bosan, tidak nyaman pada pekerjaannya, dan faktor lainnya.

Film dokumenter ini mewawancarai berbagai sosok di balik layar kesuksesan media sosial ternama seperti Google, Firefox, Mozila Labs, Facebook, Twitter, Instagram, dan platform media sosial lainnya. Tak hanya itu, film ini juga memberikan cuplikan beberapa ilustrasi adegan yang dapat kita ambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga para masyarakat tahu bagaimana sisi gelap atau negatif daripada penggunaan media sosial itu sendiri.

Di dalam film ini, sangat membantu kita yang memiliki bidang teknologi informasi dan komunikasi karena dapat mengungkap fakta-fakta yang terjadi di dalam praktik perusahaan-perusahaan media sosial ternama untuk ditampilkan kepada publik. Terdapat sebuah wawancara mantan pendiri dan karyawan media sosial yang telah disebutkan di atas yang daat menrik perhatian publik sendiri. Pada sesi wawancara tersebut, tidak ada kata penyesalan maupun keterlibatannya dalam kegiatan tersebut. Seperti dari mantann direktur monetisasi  di Facebook selama kurang lebih lima tahun. Ia disana secara langsung  bertanggung jawab dalam dalam mengembangkan model periklanan perusahaan yang telah menurunkan dorongan untuk memajukan perusahaan.

Film tersebut bahkan mengupas tentang sisi gelap terhadap penggunaan sosial media yang membuat seseorang kecanduan dan susah untuk melepas sosial medianya sehingga penggunanya merasakan adanya hal negatif dan penggunanya pun merasakan ada yang mengawasi secara diam-diam hingga selalu menipu tampilan mereka pada sosial media agar tampil dengan baik-baik saja tanpa adanya masalah di hidupnya. Yang mana wawancara ini pun terdapat adegan fiksi keluarga Luddite, yang mana 2 keluarga kandungnya yang mempunyai kecanduan ponsel dan media sosial sehingga mereka melewati adanya interaksi antar keluarga inti dan sangat acuh tak acuh terhadap keluarganya dan teman-temannya sekalipun karena sangking asiknya bermain ponsel dan media sosial.

Namun, ada hal positifnya juga loh, seperti media sosial membawa informasi atau kejadian diluar sana yang harus kita tahu sehingga menambah wawasan serta menambah literasi bagi penggunanya. Film ini pun juga dapat dijadikan pengingat bahwa penggunaan media sosial sangatlah berpengaruh bagi kehidupan para penggunanya agar dapat lebih baik kedepannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline