Sabtu-Minggu, 8-9 September 2012 BEM KM UNY mengadakan acara Up Grading ke 2 untuk pengurus BEM KM pada khususnya dan Relawan Sosial pada umumnya. Kurang lebih 30 orang mengikuti acara dengan penuh perhatian. Serangkaian acarapun di laksanakan, salah satunya adalah acara pendakian. Pagi ba’da shalat shubuh, start pendakian di mulai.
Pendakian ini di pandu oleh salah satu guide yang sudah di sediakanpengelola Gunung Api Purba. Berbagai cerita saat pendakian di lakukan. Kurang lebih 1 jam, sampai puncak.Guide-pun tidak hanya menunjukkan jalan saja, namun juga menceritakan tentang sejarah Gunung Api Purba.
Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung api purba berumur sekitar 60 juta tahun yang terletak di kawasan Baturagung, bagian utara Kabupaten Gunung Kidul pada ketinggian sekitar 200-700 mdpl.
Teletak di desa Nglanggeran Kecamatan Patuk, tempat wisata ini dapat ditempuh sekitar 15 menit atau sekitar 22 km dari kota Wonosari.
Kawasan ini konon merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua dan bentang alamnya memiliki keindahan yang secara geologi sangat unik dan bernilai ilmiah tinggi. Berdasarkan hasil sejumlah penelitian dan referensi, gunung Nglanggeran adalah gunung berapi purba, yang keberadaanya jauh sebelum terbentuknya Gunung Merapi di Kabupaten Sleman.
Nama Nglanggeran berasal dari kata planggaran yang bermakna setiap perilaku jahat pasti ketahuan. Ada pula yang menuturkan, nama bukit berketinggian 700 meter di atas permukaan laut ini dengan kata langgeng artinya desa yang aman dan tentram.
Selain sebutan tersebut, gunung yang tersusun dari banyak bebatuan ini dikenal dengan nama Gunung Wayang karena terdapat gunung/bebatuan yang menyerupai tokoh pewayangan. Menurut kepercayaan adat jawa Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyi Ongko Wijaya dan Punakawan. Punakawan dalam tokoh pewayangan tersebut, yakni Semar, Gareng, Petruk, serta Bagong.
Kepercayaan lain menyebutkan bahwa Gunung Nglanggeran sebagai Gunung Wahyu karena gunung tersebut diyakini sebagai sarana meditasi memperoleh wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa. Air dari gunung Nglanggeran sering diambil abdi dalem dari Kraton Yogyakarta sebagai sarana mohon ketentraman dan keselamatan semua masyarakat DIY. Tak heran, sebagian orang masih mengeramatkan gunung tersebut. Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semedi di puncak gunung ini.
***
Sesampai di atas, semua pendaki melakukan penyegeran dengan cara duduk di atas bebatuan dan menyelonjorkan kaki, menghirup udara yang begitu bersih dan menyejukkan, serta memandangi alam sekitar yang ada di puncak.
Saat itu, puncak diselimuti oleh kabut. Sehingga untuk melihat tawa matahari yang muncul tidak sempurna. Tawa matahari pun diganti dengan canda tawa dari kawan-kawan pendaki. Senyum-senyum indah yang menghiasi bibir, dan menjadikan semangat untuk mempereratkan tali kasih antara satu sama lain itu akan terukir dalam catatan waktu saat bersama. Seperti Visi BEM KM UNY: Bersama Kita Ukir Senyuman Indonesia.Dan inilah Sun Smile BEM KM UNY di Puncak Nglanggeran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H