Epos Mahabarata tidak hanya menceritakan tentang peperangan antara Pandawa dan Kaurawa untuk memperebutkan takhta kerajaan. Namun banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Seperti pada bab 14 dan 15. diantaranya yaitu
- Berani bersuara dan berpendapat.
Seperti yang dikutip pada kutipan Bagi Duryodhana, yang lebih menyakitkan hati adalah kenyataan bahwa rakyat Hastina, terutama yang tinggal di ibu kota Hastinapura, selalu memuji-muji Pandawa secara terang-terangan. Mereka menyerukan agar Yudhustiralah yang paling tepat dinobatkan sebagai raja. menggantikan Dritarastra.
Orang-orang bergerombol di jalan, memperdebatkan siapa yang paling pantas menjadi raja mereka. Sering terdengar percakapan seperti ini. Mengapa saya katakan ini bisa menjadi nilai pendidikan yang penting bagi siapapun? karena saat ini orang-orang banyak yang takut untuk bersuara, mengeluarkan pendapatnya, padahal bisa aja dia tahu tentang suatu kebaikan atau kebenaran.
Jadi, kisah di atas dimana para rakyat Hastina merasakan ada sosok yang lebih baik untuk dijadikan pemimpin karena beberapa alasan, maka mereka berani menyuarakannya. Kita pun sama, jika ada sesuatu yang layak untuk diperjuangkan dan disuarakan maka kita harus berani memperjuangan dan menghentikan hal tersebut seperti yang dilakukan rakyat Hastina
- Keburukan harus dilenyapkan sama sekali
Menjauhkan, menghilangkan, menghindari, melenyapkan keburukan adalah suatu nilai yang perlu dipupuk sejak dini. Kita sejenak melupakan maksud dari kisah Mahabharata tersebut, kita hanya perlu menggarisbawahi bahwa ada satu kutipan yang perlu dipikirkan untuk dijadikan nilai pendidikan dalam diri seseorang. Hal ini berkaitan dengan kepribadian seseorang dalam kehidupannya, sedangkan dalam pendidikan tidak melulu soal pelajaran, teori formal, tetapi juga bagaimana ilmu yang terkonsep di dalam pendidikan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang
- Harus bijaksana
Seperti yang terdapat pada kutipan "Anakku, apa yang kamu katakan itu benar. Namun, Ayah percaya, Yudhistira pasti tidak akan menyimpang dari jalan yang benar dan penuh kebajikan. Aku mencintai kita semua. Ia berhasil semua sifat mulia ayahnya. Rakyat mendukung dia dan mereka pasti mendukung dia. Semua menteri dan senapati juga mencintai Pandu dan mereka pasti akan mengabdi padanya dengan sepenuh hati. Rakyat memang memuja Pandawa. Kita tak dapat mengalahkan mereka atau menunggu kesempatan baik untuk mengalahkan Pandawa. Seandainya kita berbuat tidak adil dan tidak benar, rakyat akan berontak melawan kita.
Mereka akan mengusir kita dan kita akan terjerumus dalam kubangan kutuk dan cemooh. Baik, sesaat kita lupakan kelemahan Dritarastra yang berwatak lemah karena di balik kelemahannya itu, dia telah memberikan ajaran terkait keahlian yang perlu digarisbawahi dan diambil untuk dijadikan nilai pendidikan. Setiap orang harus bijaksana, harus tahu mana yang baik dan benar terlepas dari wataknya yang lemah setelah terhasut oleh orang lain atau tidak. Nilai ini harus dijadikan pedoman dalam kehidupan, sebab kehidupan ini selalu tentang hal yang baik dan benar jadi kita harus benar-benar bijaksana ketika berada di tengahnya.
- Perbuatan baik yang terdapat pada kutipan "saya datang ke sini membawa peean dari widura. Dia ingin membantu kalian. Saya hanya menyampaikan pesannya hanya kepada Yudhistira"
Kebaikan adalah salah satu nilai pendidikan yang perlu ditanamkan sejak dini, siapapun, dimanapun, kapanpun, kebaikan merupakan bekal yang harus dibawa. Setiap orang membutuhkan pertolongan orang lain, manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan, Sehingga dengan dasar kasih sayang yang ada di dalam diri kita, akan menuntun hati untuk membantu mereka tanpa alasan dan timbal balik.
- Peduli sosial yang berhubungan langsung dengan nilai karakter pendidikan.
Berikut bukti kutipannya "Ledakan-ledakan menggelegar. Penduduk Waranawata terbangun, berteriak-teriak kaget dan berlarian tak tentu arah. Ada yang hendak mencari dengan selamat, ada yang hendak membantu memadamkan api. Semua cemas dan ngeri memikirkan nasib Pandawa.
Mereka yakin, Pandawa tak sempat menyelamatkan diri dan mati terbakar. Kepedulian sosial sebagai nilai pendidikan yang perlu ditanamkan dalam diri sejak dini, kembali lagi karena manusia merupakan makhluk sosial sehingga harus ada sikap peduli sosial di dalam diri kita." Seperti yang terdapat pada kutipan di atas bahwa, ketika tempat Pandawa beristirahat dibakar maka masyarakat ada yang hendak membantu memadamkan api. Sehingga hal ini dapat dijadikan bukti adanya nilai pendidikan karakter peduli sosial pada diri masyarakat Waranawata.
- Menghormati orang tua