Sebagai orang Desa tentu stigma masyarakat sangat berpengaruh bagi kehidupan bersosial dan bermasyarakat Khususnya Perempuan. Dalam Kehidupan yang saya jalani selama ini Kehidupan sebagai perempuan termasuk di Desa terutama saya yang bersuku bugis tentu sangat berat.
Pentingnya Stigma Masyarakat Bagi Orang Tua
Saya banyak melihat terutama di daerah saya sendiri, stigma Masyarakat itu bisa menjadi dasar para orang tua untuk memaksakan kehendak mereka kepada anak sendiri hanya karna termakan stigma yang beredar di masyarakat tanpa mempertimbangkan keinginan sang anak sendiri.
Sebagai contoh, kebanyakan teman saya Khususnya perempuan setelah lulus SMA mereka dijodohkan oleh orang tua mereka sendiri, yang bahkan teman saya bahkan tidak mengenal secara personal sang calon suami. Kebanyakan dari mereka termakan oleh beberapa stigma masyarakat seperti
"kalau ada lamaran yang baik kenapa tidak diterima saja"
"Kalo menolak lamaran baik yang datang itu tidak baik"
"Menolak lamaran katanya nggak bakalan ada yang datang melamar lagi nanti"
Saya sendiri tidak menolak perjodohan, tetapi harus mempertimbangkan keinginan sang perempuan bahkan mirisnya ada orang tua yang cuma menerima lamaran untuk anaknya cuma dikarenakan Uang Mahar yang bisa dibilang cukup tinggi.
Pentingnya Uang Panai bagi Masyarakat Suku Bugis
Uang Panai atau sebut saja Mahar bisa dikatakan sebagai bentuk penghargaan seorang laki-laki kepada perempuan. Namun, eksistensi Uang Panai sebagai Mahar pada zaman sekarang digunakan sebagai ajang gengsi dan pamer dan sayangnya begitu banyak dilakukan oleh beberapa orang. "Uang Panai" kalau digali lebih mendalam artinya begitu sakral dan mendalam. Uang panai bukan hanya sebagai bentuk penghargaan tetapi penghormatan kaum perempuan.