Kanker Leher Rahim menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti Indonesia. Walaupun dengan kemajuan saat ini pencegahan primer Kanker Leher Rahim berupa vaksinasi HPV telah tersedia, namun belum dapat menjadi imunisasi massal untuk saat ini, karena mahalnya biaya dan keterbatasan vaksin yang tersedia.
Faktor-faktor risiko Kanker Leher Rahim yaitu menikah/mulai melakukan aktivitas seksual diusia muda(kurang dari 20 tahun), Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul, melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan, perempuan yang melahirkan banyak anak, memiliki riwayat keluarga dengan kanker, kurang menjaga kebersihan alat kelamin, merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif) dan penurunan kekebalan tubuh.
Dengan adanya deteksi dini diharapkan akan menurunkan angka kejadian dan kematian akibat Kanker Leher Rahim serta meningkatkan penemuan dini Kanker dalam stadium yang lebih awal.
Ada beberapa metode yang dikenal untuk melakukan skrining Kanker Leher Rahim yaitu Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asas Asetat (IVA) dan pemeriksaan Sitologi (Papanolaou/ Papsmear).
Pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam cuka (IVA) berarti melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka (3-5%). Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih, yang mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin memiliki lesi prakanker.
Persyaratan untuk dapat dikakukan pemeriksaan IVA meliputi sudah melakukan kontak seksual, tidak sedang datang bulan/ haid, tidak sedang hamil, tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan dan bersedia dilakukan pemeriksaan IVA.
Jika hasil tes IVA negatif, datang menjalani tes kembali 3-5 tahun kemudian dan jika hasil tes IVA positif artinya penting dilakukan pengobatan dan tindak lanjut.
Fasilitas kesehatan yang dapat melakukan pelayanan deteksi dini salah satunya adalah di Puskesmas wilayah setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H