Lihat ke Halaman Asli

Bahaya "Labelling" pada Anak

Diperbarui: 6 September 2023   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Image by Pixabay

Memuji boleh, tapi perilakunya saja, ya! Bukan pada pribadinya. Misalnya, ketika ada sampah yang berceceran, lalu adakan penawaran pada anak, "Kak, kalau ada sampah seperti ini, sebaiknya dibuang di mana?"

Lalu, anak akan antusias memunguti sampah tersebut dan membuangnya ke kotak sampah. Setelah itu, kita boleh memberinya pujian, "Tuhan sangat menyukai keindahan. Kakak sudah melakukan yang terbaik dengan membuang sampah pada tempatnya. Jadi tempat ini menjadi bersih." Selain pujian, anak juga mendapatkan suatu pengetahuan.

Lalu, apa iya sih pelabelan negatif pada anak akan berdampak tidak baik?

Tentu saja. Misalnya, ketika ada seorang anak sedang bermain dengan teman sebayanya, lalu ia tiba-tiba mendorong temannya hingga jatuh. Orang tua terkadang berkata, "Jangan dekati anak itu, dia memang anak nakal." Coba kita pikir? Anak balita mana paham itu boleh atau tidak dilakukan? 

Namun, tanpa kita sadari negative labelling tersebut akan mengendap di otak anak tersebut. Parahnya, itu akan membentuk karakter negatifnya karena seringnya ia mendapat kata-kata demikian.

Memberi teguran boleh, tetapi tidak harus melabeli dengan kata 'anak nakal'.

Waspada nggak masalah, kok. Akan tetapi, jangan sampai memberi pelabelan negatif yang akan mengakibatkan seorang anak dengan mudah mengolok-olok temannya. Kalau kita yang dewasa juga melakukan hal seperti itu, tidak menutup kemungkinan anak-anak akan melakukan hal serupa. Sebab, seorang anak adalah peniru ulung. Ia biasa mencontoh apa yang dilihat dan didengar.

Bukankah kalau begitu juga masuk dalam ranah bullying?

Bentuk bullying seperti apa pun tidak bisa dibenarkan. Meski pun, itu hanya berupa perkataan. Sungguh, entah itu berupa fisik atau verbal, tindakan bullying akan sama-sama menyakitkan.

Tentunya, kita tidak mau turut terlibat dalam menanamkan perilaku negatif kayak gitu pada anak-anak, kan? Amit-amit. Jangan sampai, ya!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline