Sabhira atau yang akrab disapa Sasha sangat percaya kalau nama adalah doa. Ia sendiri mengalaminya sekarang. Terkadang, ia ingin memprotes mengenai pemberian nama Shabira yang bermakna orang yang bersabar itu. Sebab, ujian kesabaran itu seakan tidak ada jedanya sampai sekarang.
Apa harus berganti nama saja, ya? Pikiran Sasha tampak konyol. Seharusnya, ia tidak harus berganti nama. Namun, reaksinya saja yang perlu diubah ketika menghadapi masalah yang menimpa. Tentu saja, agar rasa sabar itu tetap tumbuh dengan subur meski berkali-kali dihantam badai.
Bagi seorang Puja Kesuma alias Putri Jawa Kelahiran Sumatra seperti Sasha, ujian kesabaran itu lumayan berat. Namun, ia selalu berjuang agar tetap kuat.
"Sakit, Mas!" erang Sasha sembari memegang tangan sang suami erat.
Setelah sembilan bulan menunggu diselingi dengan drama rumah tangga yang tak kunjung usai, perjuangan Sasha sebagai calon ibu dimulai.
Perut Sasha mulai mulas sejak tadi malam. Lalu, keesokan paginya, ia dibawa sang suami untuk periksa ke bidan langganannya. Namun, karena ada kendala, ia disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit. Sebab, di tempat praktik bidan tersebut, alat-alatnya belum lengkap.
"Ketubannya sudah merembes dari tadi. Dikhawatirkan janinnya akan kehabisan cairan kalau tidak mendapatkan penanganan yang tepat."
Setelah mempertimbangkan baik dan buruknya, Sasha dan suaminya, Arjuna, menuruti saran dari bidan tersebut. Sehingga, setelah menyiapkan kebutuhan lengkap, sang tenaga medis dan sopirnya membawa mereka ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit yang dituju, Sasha segera mendapatkan penanganan. Lalu, Arjuna bertugas untuk menyelesaikan proses administrasi.
"Tetap mau lahiran normal?" tanya Arjuna pada Sasha.