[caption id="attachment_323419" align="aligncenter" width="628" caption="Foto Carly ketika sedang menikmati liburan. Foto ini saya dapat dari blog pribadinya. (carlysvoice.com) "][/caption]
"Life is about challenges and challenging yourself to do things that no one thought you ever would or could be able to do." -Carly Fleischman
Pernahkah terbayangkan olehmu bagaimana hidup di dalam tubuh yang tidak terkontrol? Merasa harus terus bergerak, kesulitan untuk berbicara, kesulitan untuk tetap fokus memandang satu objek, mengusir keruwetan di dalam kepala dengan berteriak, mendengung, menepuk-nepuk kepala atau apa pun yang ada di sekitar? Ya, itulah yang dirasakan oleh Carly Fleischman, salah satu dari sekian banyak anak istimewa penyandang autism verbal asal Kanada.
Carly Fleischman, meski baru beberapa jam yang lalu saya mengenalnya tapi perempuan manis ini sudah mengingatkan saya akan hal terpenting dalam menjalani hidup: jangan pernah menyerah.
Meski didiagnosa menyandang autism dan keterlambatan kognitif serta oral motor apraxia –gangguan neurologis yang membuat penderita tidak bisa mengeluarkan kata atau kalimat utuh, Carly Fleischman dan keluarganya terus berjuang. Bersama ayah dan ibu serta adik kembarnya, Carly mengikuti berbagaimacam terapi dan latihan. Dan setelah perjuangan panjang selama bertahun-tahun, akhirnya ia berhasil menemukan cara agar bisa mengatakan hal yang ia inginkan. Ia menulis.
Memang butuh waktu lama untuk Carly agar bisa mengungkapkan perasaannya lewat ketikan tapi dengan kemampuannya kini, ia berhasil membuka mata dunia dan membuktikan bahwa anak-anak sepertinya mampu diajak berbicara. Mereka memiliki kecerdasan setara dengan anak normal, bahkan bisa lebih pintar!
Saya tersentuh dengan tulisan-tulisannya dan berkali-kali mengusap air mata ketika ingat bahwa yang menulis rangkaian kalimat motivasi ini adalah anak yang dianggap "bodoh" oleh orang awam. Tak hanya bertegur sapa, Carly juga bisa dengan apik mengungkapkan pemikiran dan cerita tentang harinya. Dari apa yang saya tangkap, Carly justru jauh lebih bijaksana dari anak-anak normal seusianya -bahkan jauh lebih open minded dari saya :').
Dari artikel-artikel tentang autism yang saya baca, awalnya banyak dokter yang menganggap bahwa anak dengan gangguan autism verbal akan kesulitan untuk diajak bicara karena mereka tidak bisa memberi tanda apakah mereka mengerti atau tidak tapi setelah Carly hadir, maka ada harapan baru bagi para penyandang gangguan autism verbal. Meski tidak memiliki kemampuan untuk berbicara lisan, anak autisme verbal bisa dilatih untuk mengungkapkan perasaan lewat ketikan.
Kompasianer, berikut salah satu tulisan Carly tentang dirinya dan anak-anak sepertinya. Semoga lewat tulisan saya, kegigihan Carly dan ribuan anak lain yang berjuang untuk hidup mereka juga menginspirasi Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H