Halo teman-teman apa kabar?, semoga senantiasa baik di mana pun kita berada aamiin...
Sebagai makhluk sosial tentunya kita selalu dihadapkan dengan lingkungan sosial. Di mana interaksi terjadi antara individu satu dengan individu lainnya, contohnya seperti interaksi teman sebaya.
Apa itu interaksi teman sebaya?
Interaksi teman sebaya adalah hubungan individu yang terjadi sebab menjalani jalinan yang sama, seperti umur yang sama, satu pekerjaan, daerah tempat tinggal yang sama, instansi yang sama, dan masih banyak lagi. Interaksi teman sebaya yang terjadi pada anak biasanya terjadi dengan teman sekolahnya, teman main di rumah atau tetangga, dll. Interaksi teman sebaya sendiri didukung dengan adanya kebutuhan dan tujuan yang relatif sama sehingga dapat memperkuat keakraban dari kelompok tersebut. Menurut John W. Santrock teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkatan usia atau tingkat kedewasaan yang sama, selain itu pula anak dapat berinteraksi, bergaul, bertukar pikiran, serta pengalaman mereka dalam memberikan perubahan dan pengembangan dalam kehidupan sosial dan pribadinya.
Hubungan interaksi sosial atau kelompok sosial merupakan lingkungan sosial selain lingkungan keluarga, di mana dari lingkungan tersebut seorang individu dapat menambah wawasan dan kemampuan dari lingkungan kelompok sebaya atau teman sebayanya yang akan mengarahkan individu menuju kepribadian yang baik melalui masukan yang akan membawa pengaruh positif bagi individu tersebut.
Peran teman sebaya bagi anak usia dini sangatlah besar karena anak menghabiskan sebagian waktunya untuk berinteraksi dengan teman sebayanya sebagai suatu kelompok. Maka tidak menutup kemungkinan interaksi teman sebaya akan berpengaruh terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh dari keluarganya sendiri. Adapun lima karakter anak dalam berinteraksi sosial, diantaranya yakni:
- Karakter anak populer
- Karakter anak biasa
- Karakter anak terabaikan
- Karakter anak yang ditolak
- Karakter anak yang pro-kontra
Sebagai orang tua tentunya menginginkan anak-anaknya dapat diterima di lingkungan sosialnya termasuk pada interaksi teman sebaya. Maka peran orang tua dalam hal ini yakni dapat mengajarkan kepada anak mengenai sikap ramah, tolong menolong, kerja sama, adil, tidak memilih-milih teman saat bergaul namun tetap di saring, berbagi, sportif, lapang dada, serta sopan. Dengan demikian anak akan memiliki bekal untuk dapat berinteraksi sosial dengan mudah dan diterima oleh teman-temannya. Interaksi sosial juga memiliki banyak manfaat bagi anak, diantaranya yaitu:
- Anak dapat belajar saling menghargai
- Memiliki sikap tanggung jawab
- Belajar bekerja sama
- Berbagi dan peduli terhadap kondisi teman
- Belajar bersimpati dan mulai belajar membantu teman yang sedang terlibat masalah
Interaksi anak dapat berpengaruh positif dan negatif terhadap prestasi anak. Dampak positif yang didapatkan yakni anak dapat mendapatkan ilmu serta wawasan yang baru apabila berada pada lingkungan interaksi yang bagus serta mendukung anak untuk belajar dan sedangkan anak dapat terkena dampak negatif saat memiliki lingkungan pertemanan yang buruk, contohnya seperti bergaul dengan kelompok anak-anak yang suka bolos sekolah otomatis anak akan mengikuti apa yang dikerjakan oleh kelompok pertemanannya apabila anak belum memiliki pendirian yang kuat. Maka dari itu perlu bagi para orang tua untuk mengoreksi apakah anak sudah memiliki lingkungan interaksi teman sebaya yang baik. Caranya dengan mengamati ciri-ciri interaksi teman sebaya yang baik, diantaranya yakni:
- Mudah menyesuaikan diri terhadap orang banyak ke penyesuaian diri kepada kelompok kecil
- Memandang status keluarganya sebagai sesuatu hal yang tidak begitu penting dalam hal menentukan dan memilih teman sebayanya
- Tingkah laku yang rebut dan damai, banyak bicara dan saling adu keberanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H