Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Menanamkan Regulasi Emosi pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 4 Desember 2022   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo teman-teman apa kabar?, semoga senantiasa baik di mana pun kita berada aamiin...

Teman-teman ada yang sudah dengar apa itu regulasi emosi?, Yukk...!!! kita simak bersama apa yang dimaksud dengan regulasi emosi.

Regulasi Emosi?

Regulasi emosi merupakan sebuah kemampuan mengendalikan atau mengatasi sebuah permasalahan atau konflik yang sedang di hadapi. Kemampuan ini tentunya tidak ada secara tiba-tiba di dalam tubuh manusia melainkan melalui proses panjang yang terbentuk oleh dua unsur yakni unsur internal dan unsur eksternal. Unsur internal berupa temperamen yakni ciri khas dari individu itu sendiri dan unsur eksternal berupa lingkungan. Regulasi emosi terjadi dengan adanya interaksi sosial yang ada. Regulasi emosi sangat dibutuhkan bagi setiap individu karena manusia hakikatnya merupakan makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan masyarakat umum. Jika kita tidak memiliki regulasi emosi maka sulit untuk diterima dalam masyarakat. Mengapa begitu? sebab dalam bersosialisasi kualitas moral seseorang sangat diutamakan. Nahh sekarang kita sudah mengetahui betapa pentingnya regulasi emosi ditanamkan. 

Regulasi emosi pada anak usia dini yakni kemampuan anak untuk mengelola, mengatur, memodifikasi, serta mengomunikasikan emosi yang sedang dirasakannya. Regulasi emosi pada anak usia dini sangat diperlukan sebab akan menjadi cikal bakal terbentuknya kepribadian anak yang positif dan dibawa hingga ia tumbuh dewasa kelak.

Membentuk kepribadian seseorang tidak dapat dilakukan dengan waktu singkat. Perlu ditanamkan hal-hal positif sedari dini yang akan menjadi cikal bakal kebribadian seseorang, salah satunya yakni penanaman regulasi emosi. Gross menyebutkan 5 tingkat proses regulasi emosi, diantaranya yakni:

  • Pemilihan situasi
  • Modifikasi keadaan
  • Penyebaran perhatian
  • Perubahan kognitif
  • Perubahan respons

Perkembangan regulasi emosi pada anak usia dini berdasarkan usianya sebagai berikut:

  • Usia 2-3 tahun

Pada usia ini secara emosional anak mulai keras hati atau biasa di bilang bandel. Bandel yang dimaksud yakni anak mulai memiliki banyak keinginan yang harus dipenuhi. Pada fase ini peran orang tua yakni memberikan batasan dan tegas kepada anak, contohnya saat anak tidak mau makan apa yang di sajikan sang Ibu dan ingin memakan makanan yang tidak di sajikan pada saat itu. Sebagai orang tua harus bisa membaca kondisi dan tidak buta situasi dalam artian ada waktunya orang tua menuruti kemauan sang anak dan tidak menuruti sepanjang waktu dengan memberikan arahan dan pengertian kepada anak agar anak mau memakan apa yang di sajikan Ibunya dengan penuh kasih sayang. Hal itu dilakukan semata mata untuk menanamkan kepada anak bahwasanya tidak segala keinginan yang ia inginkan akan dikabulkan begitu saja ada waktu dan saatnya sendiri serta anak akan menjadi pribadi yang menghormati orang lain serta penuh perhatian.

  • Usia 3-4 tahun

Pada usia ini orang tua lebih perlu mengenal kan serta membantu anak untuk membedakan dan mengenali setiap emosi yang dirasakan oleh anak. Juga memberikan kesempatan anak untuk berani mengambil solusi mengenai emosi yang dialaminya. Orang tua mampu memberikan contoh yang konkrit kepada anak, seperti memberikan pengertian bahwa jika anak enggan belajar dengan giat maka tidak akan mendapatkan nilai yang bagus.

  • Usia 4-5 tahun

Pada usia ini anak mulai dapat mengidentifikasi situasi tertentu dapat menimbulkan emosi tertentu dan emosi tersebut dapat mempengaruhi perilaku dan emosi orang lain. Pada fase ini anak juga mampu mengungkapkan kepada orang lain mengenai emosi marah, senang, dan sedih.

  • Usia 5-6 tahun

Kemampuan regulasi semakin meningkan seiring dengan kemampuan anak berbicara serta penambahan kosa kata yang dimiliki oleh anak. Di mana bahasa berperan sebagai kemampuan anak untuk memahami, mengutarakan, merefleksikan, dan mengatur emosi pada diri anak. Pada usia ini pula anak mulai bisa belajar mengenai berhubungan yang baik dengan teman sebaya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline