Lihat ke Halaman Asli

Mengetahui Perkembangan Saraf Anak Usia Dini

Diperbarui: 24 April 2022   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hallo teman-teman bagaimana kabarnya? semoga baik di mana pun kalian berada aamiin..

Teman-teman sudahkah kalian tahu bagaimana perkembangan yang terjadi pada saraf otak pada anak usia dini? mari kita belajar bersama!

Otak manusia mulai berkembang sejak masih berbentuk janin di dalam kandungan. Tepatnya yakni sesudah minggu ke tiga sampai ke empat setelah pembuahan. Sejak itulah alur saraf yang terbentuk sejak embrio menutup membentuk lah sebuah tabung yang kemudian disebut dengan tabung saraf. Bagian depan tabung saraf tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah otak dan sisanya terbentuk sebagai sumsum tulang belakang. Saat bayi lahir otaknya mengandung sedikit mielin, yakni zat lemak yang menutupi sel saraf yang seharusnya digunakan untuk mengirimkan impuls listrik. Maka dari itulah tidak heran jika proses informasi dalam otak bayi lebih lambat ketimbang orang dewasa. 

Otak anak terus akan tumbuh seiring dengan bertambahnya usia anak. Maka dari itu sangat diperlukan stimulasi yang tepat, namu juga sebaliknya jika anak tidak mendapatkan stimulasi yang tepat dan cukup maka perkembangan otaknya pun kurang optimal dan tidak sesuai dengan usia anak. Perkembangan otak yang baik secara anatomis yakni dapat dilihat dari banyaknya rambatan atau terhubung nya antara sel satu dengan sel-sel yang lainnya. Maka semakin banyak koneksi yang terjalin antar sel maka semakin baik pula kualitas perkembangannya. 

Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak maka dari itu mengapa pendidikan anak usia dini amatlah penting diperhatikan kualitas nya. Berikut adalah beberapa stimulasi yang dapat diberikan kepada anak usia dini untuk mengoptimalkan perkembangannya:

1. Perhatian orang tua dengan meluangkan waktu untuk bermain bersama anak, bermain tidak hanya dapat membuat hati anak menjadi senang namun juga dapat dengan mengajarkan permainan-permainan edukasi kepada anak yang sesuai dengan usianya

2. Pelukan, dengan memberikan pelukan anak akan merasa nyaman dan aman

3. Sentuhan, membuat anak merasa dekat dan akrab sehingga ia bebas mengekspresikan keinginannya

4. Nyanyian, dapat meningkatkan komunikasi anak

5. Senyuman, sehingga anak dapat selalu merasakan suasana yang menyenangkan dan terhindar dari stres

6. Berinteraksi dengan anak, seperti mengajak berbincang-bincang, memecahkan masalah-masalah sederhana sehingga anak terlatih untuk berkomunikasi dengan lingkungan sosial dan mampu mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline