Sudah lebih dari satu bulan, seluruh kegiatan sekolah harus ditiadakan demi mencegah penyebaran Covid-19. Dan nampaknya kegiatan home learning akan terus diperpanjang hingga waktu yang tak dapat ditentukan. Sebagai pelaku pendidikan, tentunya hal ini adalah sebuah tantangan untuk dapat terus memberikan pelayanan terbaik di tengah pandemi.
Namun, seberapa efektifkah Home Learning sejauh ini?
Inilah beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Indonesia dalam memberlakukan kebijakan belajar dari rumah.
1. Buruknya Akses Internet
Mungkin belajar dari rumah tidak menjadi masalah besar di daerah Ibukota. Bagaimana dengan kota-kota kecil dengan jaringan internet yang buruk dan tidak stabil?
Jangankan mengadakan pertemuan daring, untuk sekedar memberikan tugas pun pasti sulitnya bukan main.
Sebagaimana dinyatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, "Memang tidak semua daerah punya akses smartphone ataupun koneksi internet yang baik. Jadi ini merupakan suatu hal yang menantang. Tetapi kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama ke depan memastikan sekolah bisa menyelenggarakan pembelajaran daring."
2. Keterbatasan Ekonomi
Pendidikan berbasis teknologi belum dapat sepenuhnya berjalan dengan optimal karena tidak semua murid memiliki laptop/smartphone untuk mengakses pembelajaran daring ini.