Indonesia memiliki sejarah panjang akan kemerdekaannya. Dahulu berawal dari peperangan dan penjajahan oleh bangsa asing. Hingga Indonesia menjadi wajah Indonesia yang seperti sekarang. Budaya dan tradisi berkembang seiring berjalannya waktu. Bersamaan dengan sejarah Indonesia yang terus berkembang, humanisme di dunia global pun ikut mengalami perubahan dari zaman humanisme primitif hingga humanisme modern.
Kata humanisme sendiri berasal dari Bahasa Latin, humanis: manusia, dan isme: pagan atau aliran. Menurut salah satu ilmuwan Indonesia, Mangun Harjana, humanisme adalah pandangan yang menekan martabat manusia dan kemampuan ya. Humanisme sendiri mengalami beberapa perkembangan dan revolusi. Awal dan menjadi pokok asal usul manusia sekarang, yaitu primitif. Berikutnya datang dari negeri Dewa Zeus, Yunani. Tepatnya di Yunani kuno yang masih klasik. Disambung dengan sejarah humanis di tanah Eropa, pada Abad pertengahan. Lalu, yang terakhir adalah perkembangan humanisme modern yang sangat dinamis.
Mulai dari sejarah awal humanisme, humanis primitif sangatlah menyedihkan keadaannya. Mereka masih hidup dengan alam sebagai guru mereka. Sehingga menjadikan mereka manusia yang amatiran karena ilmu yang didapat pun hanya berupa anggapan dan kepercayaan. Mereka hanya menhandalkan kepercayaan dalam hidup bersosial sehingga masih sangat kaku. Teori yang mendukung keadaan mereka datang dari E.B. Tylor mengenai manusia primitif dan evolusinya. Selanjutnya sejarah humanisme di Negara Yunani yang masih klasik dan sedikit berbau primitif karena masih bergelut dengan alam. Akan tetapi antara humanisme primitif dan humanisme Yunani memiliki perbedaan yang signifikan. Jika humanisme primitif menjadikan alam sebagai subjek yang nyata, maka humanisme Yunani kuno lebih menganggap alam sebagai objek. Thales menjadi tokoh pertama yang berani untuk mengeksplor humanisme (kemampuan akal) pada zaman Yunani kuno.
Berikutnya adalah sejarah mengenai humanisme pada Abad pertengahan di Eropa. Pada abad ke 10 Eropa sedang di bawah kemelut kabut teologis. Ketika itu, gereja menjadi intoleran dan seolah menolak terhadap pemikiran bebas. Sejarah humanisme zaman pertengahan dibagi menjadi dia yaitu pratikstik dan skolastik. Tokoh yang mendukung adanya sejarah humanisme pada abad pertengahan adalah Thomas Aquino. Thomas menyatakan bahwa semua realitas itu dibimbing oleh Tuhan. Lalu yang terakhir adalah sejarah humanisme modern. Humanisme modern sendiri memiliki kriteria sebagai berikut, pertama adanya sesuatu yang Baru, lalu sesuatu yang lain dari biasanya, disambung dengan sesuatu yang bertentangan dengan pagan yah sebelumnya. Pada dasarnya, humanisme modern menganut sistem dinamis dan fleksibel. Mereka meninggalkan hal-hal yang dianggap masa lalu, kemudian menganut hal-hal yang dianggap baru dan berbeda.
Berdasarkan sejarah yang telah tertuang dalam kehidupanhumanis,sifat dan perilaku manusia bergantung kepada lingkungan dan pendidikan. Semakin baik lingkungan tempat tinggal seseorang, maka semakin baik pula humanismenya. Serta semakin tinggi pendidikan yang ditempuh oleh individu, maka semakin mudah dan pandai baginya untuk bersosial. Sehingga pada kesimpulannya, manusia adalah makhluk dinamis dan sangat mudah terpengaruh dengan lingkungan dan perubahan dunia global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H