Lihat ke Halaman Asli

Nur Kolis

Saya adalah seorang pembelajar dan pengembara

Lisan dan Hati

Diperbarui: 6 September 2022   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lisan dan Hati

Ada yang mengatakan bahwa ucapan tak selalu menggambarkan isi hati. Mereka kerapkali berargumen, "Biar bicaranya kotor tidaklah mengapa, karena yang penting hatinya baik." Karena isi lebih penting daripada cover. 

Ada pula yang berpendapat bahwa ucapan itu menggambarkan isi hati sebagaimana teko hanya akan mengeluarkan apa yang di dalamnya jika dituang. Begitupun dengan ucapan, ia adalah "keluaran."

Sebenarnya tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui isi hati oorang lain dengan pasti. Karena kita hanya berusaha menilai dari apa yang tampak dan apa yang kita dengar. Seseorang akan mendapat nilai baik dari masyarakat jika ia mampu menjaga tutur katanya. Begitu pula seseorang akan mendapat penilaian buruk jika ia tak pandai menjaga lisannya.

Menjaga lisan dan hati itu sama pentingnya. Karena kita hidup haruslah beradab dan berhati. Dalam bergaul, ucapan yang telah kita ucapkan bukanlah milik kita sendiri, tetapi sudah mejadi "konsumsi" lawan bicara. Oleh karena itu, lisan haruslah dijaga agar bisa menjaga hati lawan bicara.

Mungkin di luar sana kita pernah menjumpai orang yang lisannya tajam tetapi sifatnya baik. Ia sering berkata tajam kepada orang lain namun ia ringan memberikan bantuan. 

Ada juga orang yang pandai bertutur kata lembut tetapi untuk mengelabuhi orang lain akan niat jahatnya. Bagi kita, orang yang lisannya tajam namun memiliki sifat baik tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah sifatnya yang baik, yakni peduli dengan orang lain. Sifat pedulinya itu yang harus kita teladani. Adapun kekurangannya adalah tak pandai menjaga lisan. 

Hal itu tidak boleh kita contoh. Sedangkan orang yang pandai bertutur kata sopan tetapi sikapnya buruk. Maka orang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kesopanannya dalam bertutur kata patut dicontoh dan sikap jahatnya harus kita tinggalkan.

Ucapan dan hati haruslah selaras. Jika lisan tak bisa mengucapkan kata yang baik maka hendaknya diam. Meski hati kita belum suci, maka itu bukanlah alasan yang membenarkan untuk berkata kotor.

Hati dan lisan itu sama-sama penting untuk dijaga. Oleh karenanya, kita wajib membiasakan lisan untuk mengucapkan kata-kata yang baik. Karena hidup bermasyarakat itu haruslah beradab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline