Untuk Apa Kita Menulis?
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh sesorang sehingga orang lain dapat membacanya (Tarigan, 1982).
Menulis berarti melahirkan atau mengungkapkan pikiran dan atau perasaan melalu suatu tulisan. Menulis merupakan kegiatan komunikasi tertulis, artinya menulis adalah keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk memberikan segala macam informasi dari penulis kepada pembaca (Mohammad Siddik, 2016).
Menulis disebut juga dengan mengarang adalah keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai setelah seseorang terlebih dahulu terampil mendengarkan, berbicara dan membaca (Mohammad Siddik, 2016). Diperlukan banyak latihan dan sikap pantang menyerah untuk selalu belajar agar bisa menjadi penulis yang handal.
Kepandaian mengarang atau menulis bisa didapatkan oleh seseorang manakala ia banyak melatih dirinya untuk menulis. Semakin sering seseorang berlatih menulis, semakin banyak hal-hal yang bisa ia pelajari dari proses latihan menulisnya tersebut. Singkatnya, cara terbaik untuk bisa menulis adalah mau memulai untuk menulis dan menulis.
Ada banyak manfaat yang akan didapatkan dari menulis, di antaranya :
- Menjadikan diri lebih kreatif dan semakin bersemangat menambah wawasan : Menulis adalah membaca. Artinya untuk bisa menulis dengan baik, kita harus banyak membaca tulisan orang lain. Membaca adalah berguru, menimba ilmu dari para penulis lainnya dari tulisan mereka yang kita baca. Ada banyak hal yang akan kita dapatkan dari membaca seperti gaya bahasa, kosa kata, dan lain-lain. Singkatnya, jika kita ingin menjadi penulis maka kita harus mau banyak membaca.
- Mewariskan ilmu kepada generasi penerus : "....Menulis adalah cara untuk mengikat ilmu", "Ikatlah ilmu dengan tulisan!", kita tentu sudah sering mendengar atau membaca kalimat bijak tersebut. Menulis menjadikan ilmu yang telah didapat semakin terikat kuat dalam diri. Artinya, jika penulis lupa akan ilmunya, ia bisa melihat kembali catatan yang telah ia buat untuk mengingatnya. Selain itu, menulis juga menjadi sarana bagi penulis untuk menyebarkan ilmu yang telah dikuasainya kepada orang lain, semakin banyak orang yang membaca akan menjadikan semakin banyak orang yang berilmu dan selanjutnya akan menjadikan kehidupan dunia semakin indah. Selain menyebarkan ilmu kepada generasi saat ini, menulis juga berfungsi sebagai sarana untuk mewariskan ilmu kepada generasi mendatang. Apa yang kita tuliskan akan menjadi warisan terbaik yang tak akan lekang oleh waktu. Sehingga kegiatan menuliskan ilmu akan menjadi tabungan amal (amal jariyah) bagi para penulisnya.
- Meningkatkan value (nilai) diri : Dengan menulis, value diri akan meningkat. Pembaca tulisan kita akan menjadikan tulisan kita menjadi guru tersabar bagi mereka. Selain itu, nama kita akan menjadi dikenal oleh setiap pembaca tulisan kita, hal ini sekaligus menjadikan menulis sebagai media promosi diri.
- Membangun jaringan (networking) : Menulis bukan hanya menjadi media promosi diri bagi penulisnya, tapi bisa pula mejadi media relasi bagi penulis dengan pihak terkait lainnya.
- Mendapatkan penghasilan tambahan : Sudah bukan rahasia lagi bahwa menulis bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Misalnya royalti penjualan buku dari penerbit, mendapat honorarium dari tulisan yang kita kirim ke media cetak maupun digital, diundang bedah buku, dan lain sebagainya. Namun ada catatan penting yang harus kita pegang erat-erat, yakni menulis itu membutuhkan proses yang mesti dilewati tahap demi tahap. Artinya, buah dari menulis terkadang tidak tumbuh secara instan atau dalam waktu yang singkat. Oleh karenanya, menulislah karena kita cinta menulis, bukan karena buah yang ingin kita petik.
- ......dan berbagai manfaat lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H