Lihat ke Halaman Asli

Jidat Ku, Jidatmu, Jidat Kita (Bagian II)

Diperbarui: 6 November 2015   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Ada seorang Kompasianers yang menilai artikel saya yang pertama dengan judul Jidatku ..1 lebih menekankan arti “ Atsari sujud” pada arti non-metaforik atau letterlejk saja dari pada arti yang lebih aplikatif dalam kehidupan sehari hari antar sesama anak bangsa.

Saya berargumen bahwa artikel pertama saya sudah netral dan berimbang tanpa memarjinalkan salah satu tafsir dari ayat ini termasuk tafsir “jidat hitam” itu. Mengenai judul dan isinya yang seakan membela jidat hitam karna jidat hitam di sini seperti kasus Rasis the Black and White di Amerika dimana telah semena mena dimarjinalkan karna sebab sebab khusus.

Ya karna sebab sebab khusus, dari terorisme sampai radikalisme dan kejadian kejadiam pemboman segelintir orang terhadap tempat ibadah non Muslim yang seharusnya di lindungi. Jadi dalam artikel tersebut saya memposisikan diri sebagai “lakum diinukum wa liya diin” bagi seluruh tafsir karana keyakinan apapun di Indonseia wajib di lindungi asal tidak melecehkan agama lain. Dalam domain agama saja (yang lebih luas dari sekedar jidat) dilindungi maka apalagi dalam domain yagn sangat kecil semacam jidat hitam malah harus dilindungi demi melindungi segenap warga negara Indonesia seperti tercamtum dalam pembukaan UUD 45.

Sebelum jidat ini menjadi komoditas fitnah, hanya untuk tahaddust binni’mah kebetulan keluarga saya dari jalur Kakek adalah guru ngaji kitab kuning yang ditempuh dengan sepeda onthel. Karna ahli keihklasan dalam mengajari sorogan, beliau diberi maunah oleh Allah untuk jarak berpuluh puluh kilo meter bisa lebih cepat dari yang memakai kendaraan . Aktifitas dakwanya diteruskan oleh salah satu anak beliau yang menjadi paman saya . Masih kuat ingatan saya kulit jidat paman saya berwarna lebih coklat dari yang sekitarnya walaupun tidak hitam.

Beliau menjadi pembela NU dari kejahatan PKI alias Kyai kampung tulen dan wafat juga sebagai kyai kampung. Beliau adalah satu dari mungkin ribuan kyai kampung lagi sepuh yang betul betul bermujahadah dengan sholat malam dan berjuang di NU dengan penuh keikhlasan . Kebetulan mereka mempunyai tanda tanda seperti kehitam hitaman dan mereka itu luar biasa ikhlasnya dalam berjuang di masyarakat.

Biar tidak terlalu melebar, saya sajikan kembali firman Allah dalam surat Alfath ayat 29.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (الفتح : 29)

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S al-Fath [48]: 29)

 

Saya, hamba Allah yang faqir ilmu ini menawarkan solusi agar masalah jidat hitam ini tetap mempnyai penafsiran beragam tanpa satu mengklaim kebenaran atas yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline