Lihat ke Halaman Asli

Risalah Menjawab Denny Ja Tentang Doa Bersama Untuk Selamatkan Rupiah.

Diperbarui: 7 Oktober 2015   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Save Rupiah with Your prayers..

Saya hanya ingin ringan ringan saja untuk merenspon “nada meremehkannya” pada gagasan doa bersama yang digalang oleh Ust Yusuf Mansyur dalam menurunkan nilai tukar dollar terhadap rupiah.

Mungkin, saya bisa berasumsi , jika Denny Ja memimpin perang 10 November 1945 di Surabaya yang sebentar lagi akan kita peringati bersama maka apa yang akan dilakukannya melihat “brigade 49” yang dipimpin oleh Brigadir Jendral Mallaby yang terkenal menghajar tentara Jepang habis habisan di Burma yang sekarang Myanmar itu ditambah “pasukan Ghurkha” yang jadi pasukan berani mati Inggris di dalam perang yang dipimpinnya belum lagi ratusan pesawat yang didatangkan langsung dari pangkalan Inggris di Burma dan skuadron ini adalah yang pernah meluluh lantahkan Berlin ibu kota Jerman.

Tapi karna salah satu pemimpinnya adalah Bung Tomo maka perang itu berjalan dengan sangat penuh dengan karomah atau penuh keajaiban. Bung Tomo mampu mempermalukan Pasukan Sekutu sebagai pemenang perang dunia ke dua dengan pasukan yang mereka sebut sebagai “sekelompok pengecut “ meminjam bahasa Vander Plas mengomentari orang pribumi , salah satu dari tiga serangkai Belanda yang gigih memperjuangkan pengembalian Indonesia ke pihak Belanda mendompleng pasukan sekutu.

Apa yang dilakukan oleh Bung Tomo melihat pasukan ini? Jawabannya adalah tidak sama jika Denny Ja yang memimpin pasukan Republik di Surabaya. Beliau mantap untuk sowan ke Hadrotussyaikh Hasyim Asyary di Tebuireng meminta fatwa dan doa. Sampai di Pondok Pesantren Tebuireng Hadrotussyaikh Hasyim Asyary berkata ;” Perang ini akan menjadi prang sahid , perang suci karana membela tanah air, tapi sebelum saya putuskan baiknya kamu zikir dahulu , saya sedang menungguh Kyai dari Cirebon.”

Besok harinya beliau, entah jam berapa Kyai Cirebon yang beliau tunggu dan naik apa kok secepat itu datang bahkan sebelum Bung Tomo menyeleseikan zikir , Hadrotussyaikh Hasyim Asyary bertitah :” Kamu perang saja ..ulama membantu dan santri membantu.”, begitu dapat restu dan jaminan dari beliau , Bung Tomo langsung pulang dan berpidato di corong “radio Pemberontak” yang rekamannya kita kenal sekarang ini.

Sampai di sini saja kita melihat peran dahsyat “Doa” Al-Waly Hadrotussyaikh Hasyim Asyary Tebuireng yang merubah kegalauan Bung Tomo sepanjang jalan dari Surabaya ke Tebuireng menjadi mantap berapi api tak takut dengan kehebatan tentara sekutu yang menaklukkan Jerman di Eropa dan meluluhlantahkan Jepang di Asia berbekal “tasbih” beliau dan sekaligus menggerakkan secara rohani hati hati “mujahidin” dalam radius 45 untuk “sam’an wa thoatan” mematuhi fatwa beliau walkhasil ribuan orang berbondong bondong ke Surabaya berbekal bambu runcing “asmak-an” atau yang di isi dengan doa. Jikalau Denny Ja (dalam imajinasi saya ) melihat pasukan tambahan ini hanya berbekal ribuan bambu runcing dari orang orang yang berpakaian lusuh separo badan dan tulang iganya kelihatan mungkin akan berfikir sama dengan Van Der Plas dia akan lari ke laut selatan dari pada menghadapi sangarnya pasukan “Brigadir 49” yang menghajar Jepang di Burma belum lagi pasukan Ghurkha yang terkenal sadis itu.

Kalaulah , Deny Ja memperhatikan dengan seksama dalam perang teluk yang super dahsyat itu , ketika ratusan bahkan ribuan pesawat tempur Koalisi pimpinan Amerika berada di dek kapal Induk sebelum berangkat menuju target sasaran di Iraq , para pendeta memberikan doa kepada pesawat pesawat tempur dengan pilot –pilot terbaik dunia yang sudah “sophisticated” , modern, senjata nomor satu di dunia , dilengkapi dengan rudal rudal pembobol ruang bawah tanah meski dengan beton super kuat pun tertembus, rudal fire and forget dan sejibun atribut untuk persenjataan mereka tapi mengapa pendeta pendeta itu ‘tetap’ dihadirkan untuk “ngasmak i” pesawat itu sebelum berangkat???? .

Denny Ja seyognyanya menelaah secara rendah hati untuk menyadari prinsip energi yang dianugrahkan kepada ummat manusia tanpa kecuali . Salah satu metode diantara mungkin ribuan ataua jutaan metode , dipaparkan oleh Sandra Anne Taylor yang beragama Kristen ketika diperkenalkan kepadanya “Fisika Kuantum” dengan prinsip kesadaran dan energi telah mengubahnya secara pribadi dan jutaan orang dari seluruh penjuru dunia yang dia “tulari” dengan ilmunya ini . Ilmu “Fisika Kuantum” yang dibukukannya memberikan kesadaran akan kendali kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang. Tak perduli dengan masa lalu asalkan mempunyai niat untuk memulai menggugah kesadaran akan energi ini ada dan “tunduk” untuk digunakan sampai tingkat universal. Karna kita, masih menurut Anne Taylor, berada di pusat dunia kekuatan dan potensi yang tak terbatas.

Bukan mungkin, dua contoh di atas adalah seper billion tetes dari lautan “karomah” yang secara terus menerus mengitari ummat manusia dari Adam as sampai hari kiamat nanti disadari atau tidak karna itu adalah anugrah. Maka beruntunglah yang secara sadar menggunakan anugrah energi itu dan dengan sadar melipatgandakan kekuatan itu sampai melebihi kekuatan bom atom untuk tujuan positiv baik secara individual maupun universal untuk seluruh ummat manusia seperti yang dipaparkan oleh Anne Taylor dalam bukunya Quantum Succes.

Peristiwa kenaikan harga bahan pokok seperti dollar yang sekarang ini menjadi bagian dari kebutuhan pokok juga pernah terjadi di zaman Nabi saw dan dengarkan bagaimana Nabi Saw memberikan nasehat kepada sahabat yang bertanya itu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline