Penulis bersantai dengan kollega (Mbah Umar) di depan rumah yang menjadi "tersangka" tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ketika kami pindah ke pemondokan Makkah, hal yang ingin kami segera lakukan setelah mendapatkan kamar adalah berjamaah di Masjidil haram yang mempunyai fahala 100.000 kali lipat dibandingkan dengan sholat di manapun di dunia kecuali masjid Nabawy.
Lokasi Pemondokan Kloter 27 Jombang. Kebetulan pemondokan kami terletak di distrik Misfalah 44 dengan nomor rumah 811 yang berjarak kl 1.700 m dari Masjidil Haram. Kami membutuhkan sekitar setengah jam dengan berjalan kaki menuju pelataran Masjid sebelah selatan. Tibalah kami di Masjidil Haram untuk menunaikan sholat berjamaah dan imam masjid pun memulai rakaat pertama dengan agak grogi. Keadaan ini terus berlanjut sampai pada suatu ayat sang imam kehilangan hafalannya dan mengulang satu ayat kurang lebih 5 kali untuk menemukan ingatannya walaupun pada pengulangan yang ke enam sudah menemukan ingatan dan meneruskan bacaan namun masih belum meyakinkan. Setelah kejadian tersebut ternyata oleh beberapa jamaah haji merasakan hal ini sebagai suatu kejanggalan setelah merasakan syahdunya berjamaah di masjid Nabawy. Ketika mereka meminta pendapat saya, saya menjawab dengan humor : " Imam Masjidil Haram masih ingat kriditan mungkin...Mereka juga manusia.." Nurkholis Ghufron
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI