Lihat ke Halaman Asli

The Sword Of God: Rambut Sang Nabi Inspirator "Undefeated Man"!

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukit  Uhud (adigetsup.blogspot.com)

Dalam perang  yang terjadi pada 7 Syawwal 3  Hijriah bertepatan pada tanggal 22 Maret 625 Masehi di bukit Uhud,terletak  5 mil dari Madinah,  fihak Muslim dipimpin langsung oleh Nabi dengan 700 pasukan infanteri dan 2 Kavalry sedangkan di fihak Qurays dipimpin oleh Abu Sufyan dengan 3000 pasukan infanteri dan 200 kavalry.

Babak awal peperangan , fihak Muslim dapat mengontrol jalannya peperangan namun malapetaka tiba tatkala para perempuan Qurays menyingkapkan baju-baju mereka dan memperlihatkan emas dan gelang ke arah tentara Islam dan mereka mengabaikan Perintah Nabi Muhammad untuk tidak meninggalkan tempat yang telah ditetapkan oleh Nabi. Mereka tergoda oleh kecohan wanita Qurays dan meninggalkan posisi-posisi kunci yang dapat mengontrol kekuatan musuh. Celah ini dilihat oleh Khalid Bin Walid sebagai suatu pintu untuk memukul kekuatan Muslim dan bahkan bisa menghancurkannya. Benar saja Banyak syuhada di fihak muslim akibat tebasan pedang Khalid bin Walid dan ketika sudah sampai di atas bukit yang ditinggalkan oleh grup pemanah, Khalid dengan lantang berkata:

” Hai Muhammad kami sudah Menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”

Nabi dengan tenang menjawab:

“Tidak aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid …Mereka yang gugur adalah Syahid , sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid mereka hidupdisisi Alloh SWT penuh dengan kemuliaan dan kenikmatan , mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akherat menuju surga Alloh karena membela Agama Alloh gugur sebagai syuhada akan tetapi Matinya tentaramu , matinya sebagai Kafir dan dimasukkan ke Neraka Jahannam. "

Rupanya jawaban tenang ini telah menggema di sudut hati Khalid yang menyebabkan dia merasa resah. Namun karna kesibukannya masing -masing , ingatan tersebut dibiarkannya tersimpan di hatinya sampai perang Khandaq yang terjadi 2 tahun kemudian yakni 627 Masehi yang menjadi perang terakhir bagi Khalid sebagai musuh Nabi dan Islam. Pada tahun 629 Masehi ,  didesak keresahan yang memuncak akhirnya dia memutuskan untuk menemui langsung sang Nabi setelah menyusupkan mata-mata ke dalam masyarakat Muslim Madinah. Karna bertopeng dan menggunakan baju kebesaran yang berkancing  emas dan bertahta berlian, Ali bin Abi Thalib mencurigai tindak tanduk penunggang kuda ini dan menyuruhnya untuk melepaskan topengnya dan menjelaskan tujuan kedatangannya.

” Aku kemari punya Niat baik untuk bertemu Muhammad dan menyatakan diriku masuk Islam” Jelas Khalid kepada Ali Bin Abi Tholib yang disambut oleh Ali dengan wajah berseri-seri setelah beberapa saat ditawan ketegangan yang timbul dari sinar  kharisma Khalid Bin Walid telah merasuki jiwanya saat wajah kharismatik itu tersingkap dari balik topengnya.

Niat ini disambut dengan suka cita oleh Nabi yang secara spontan membentangkan sorbannya di atas tanah sebagai penghormatan kepadanya meski masuknya Islamnya berkah doa beliau yang dikabulkan oleh Allah namun sebagai manusia beliau tetap memperlihatkan sisi-sisi kemanusiaan.

Khalidpun memeluk Rasulullah dan mengutarakan niat Islamnya kemudian atas arahan Nabi Khalid mengucapkan Syahadat.  Selesei bersyahadat Khalid menyerahkan Mahkota bertahta berlian dan baju perang berkancing emas sampai ketika Khalid akan menyerahkan pedangnya...Nabi menahannya sambil mengisyaratkan ramalan jalan hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline