Sepuluh tahun yang lalu ketika usaha saya masih sangat kecil dengan penghasilan mini, saya melihat suatu opportunity untuk mendapatkan hasil yang raksasa dengan modal dengkul. Tanpa pikir panjang saya sowan ke Kyai untuk minta doa agar niat saya dikabulkan dan tentu saja niat ibadah haji sudah tertanam dalam sanubari. Setelah menanti hampir seharian akhirnya beliau meng"ijazahi" i ayat al Quran ini agar dibaca 1000 kali stiap malam sampai sukses. Karna dalam posisi kepepet, riyadhoh ini saya jalani dengan semangat sampai kemudian Allah SWT menurunkan bala bantuan dengan mendatangkan minyak tanah dalam jumlah yang sangat besar untuk ukuran pangkalan yakni sampai 30 tangki dan tidak ada satupun pengiriman yang membayar di depan atau bahkan barang yang sudah datang pun gak perlu bayar!!. Perlu dicatatpula bahwa posisi penjualan minyak tanah sebenarnya tidak laku pada waktu itu ,sangat tidak laku sama sekali, bahkan untuk menjual satu hari satu drumpun kesulitan maka bagaimana dengan menjual 750 drum sebulan (1 tangki=kl 25 drum).Itu rahasia Tuhan biar saya hanya bermodal dengkul, akhirnya suplier kasih saya keringanan satu dua tangki. Untuk rahasia siapa yang beli barang sebanyak ini, ternyata pada saat minyak datang pada saat yang sama Allah sudah "menyiapkan" pembeli dari arah yang tidak saya sangka sama sekali sebelumnya karna beberapa pelanggan bahkan datang dari jarak kl 50-70 km dari rumah saya. Suatu jarak yang fantastis karna jika ditambahkan Pulang pergi akan menjadi diatas 100-120 km perhari. Alhamdulillah akhirnya saya bisa membeli beberapa asset tanah , mendirikan usaha dan mendaftarkan haji yang kemarin dimajukan secara tiba-tiba karna itu saya pakai style "mendadak". Meminjam istilah "corporate mystic" nya Gay Hendricks, Ph.D. Di belakang meja perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai kantor-kantor yang mencakar langit , ternyata ada pemimpin-pemimpin perusahaan yang sangat relijius bahkan sampai kepada tingkat sufi. Mereka bukanlah perusahaan kacangan atau kelas teri namun perusahaan yang sudah menguasai dunia. Karna itu sebagai Muslim, kenapa tidak melibatkan Allah dalam proses usaha kita?, kalau mereka yang katanya menomorsatukan rasionalitas ternyata juga tidak mengesampingkan "Mystic" atau reijiusitas. Masalah manajemen dan tekhnologi tentu kita harus tetap menuntut ilmu karnanya istilah "Never too old to learn " menjadi wajib untuk dilakoni. Narasi oleh Nurkholis ghufron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H