Oh my Lord there is no even single easy thing if Thou want it difficult,and otherwise there is no even single difficult thing if Thou want it easy. And if Thou wish Thou wilt turn every sadness into easiness Setelah proses pelunasan ternyata tidaklah berhenti sampai di situ saja, proses medical chek up dan beberapa proses pemberangkatan yang yang tidak di bawah satu atap menjadikannya rentan terjadi pembengkakan 'cost' siluman bagi calon jamaah haji terutama yang awam 'politik perhajian ini' . Dan siapapun yang membicarakan masalah ini dianggap sudah memasuki dunia tabu. Entah siapa yang menghembuskan issue ini seakan akan 'meng-intimidasi' calon haji agar tidak melakukan kritik pada pelayanan haji dengan mengaitkan pada tingkat kemabruran ibadah haji. Karna semua proses tadi harus serba kilat maka saya fokus meminta kemudahan dari Allah. Saya suka doa diatas yang saya terjemahkan sendiri menurut bahasa Inggris yang saya mengerti sebagaimana saya suka berdiskusi dengan Tuhan pada saat sulit dan mudah. Saat yang mendebarkan ternyata tiba juga ketika melintasi sekelompok polisi berseragam dinas sedangkan STNK motor ketinggalan, doapun saya panjatkan dengan khusuk dengan harapan 'para polisi' tadi tidak menangkap gaya nervous saya , semakin mendekat semakin saya berdoa agar tidak timbul masalah. Karna biasanya yang menjadi masalah bukanlah masalah itu sendiri melainkan effek domino dari masalah tersebut seperti dalam kasus keluarga , sang ibu memarahi anaknya di pagi hari bisa menimbulkan ketidak stabilan emosi yang memicu kemarahan kepada orang yang tidak ada hubungan sama sekali dengan kesalahan anak. Dalam hal ini jika saya ditilang maka urusan pengambilan STNK atau ketika sepeda diamankan bisa memboroskan waktu yang tinggal sedikit ini. Alhamdulillah..lewat dengan selamat.Akhirnya semua proses bolak-balik KBIH-Depag-KBIH-BRI -Rumah sakit-Medical Chek up swasta-Puskesmas-Rumah Sakit selesei dalam waktu kurang dari 3 hari. Bertakhallul sebelum haji (dok pribadi) Rasa syukur karna mendapat kemudahan dan kelancaran luar biasa dalam menjalani semua proses yang tidak satu atap tadi , saya memutuskan untuk "bertakhallul" atau menggundul rambut saya yang disambut tawa oleh petugas Money Changer di saat saya menukar mata uang rupiah ke mata uang resmi Saudi Arabia Real untuk pecahan 1 Real. Pecahan 1 Real ini penting untuk mobilitas dan biaya-biaya yang membutuhkan pengeluaran kecil seperti membeli sarapan, membeli rokok dll. Seperti beberapa pengalaman , ada beberapa pedagang yang tidak jujur ketika tidak ada uang kembalian memanfaatkan keterbatasan bahasa para Hujjaj dengan megnucapkan kata "Khalal-khalal?" dengan nada tanya,jika jawabannya adalah sama maka uang kembalian tadi akan diambil oleh sang pedagang, namun jika disambut dengan jawaban 'haram-haram" maka uang kembalian akan diberikan. Ini hal teknis di lapangan yang merugikan para Hujjaj yang memanfaatkan keterbatasan pemahaman bahasa pasaran , bahkan yang ahli bahasa Arabpun akan terkecoh dengan maksud bahasa pasaran ini. Narasi Oleh :Nurkholis Ghufron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H