Tanggal 30 Agustus 2012 adalah moment yang sangat bersejarah baik bagi Iran maupun bagi seluruh penduduk dunia. Bagaiamana tidak bersejarah , negara yang mendapatkan pengucilan dari Amerika selama 33 tahun yang ditambah dengan sanksi embargo minyak dan finansial pada tanggal 1 Juli 2012 beberapa minggu yang lalu akan menjamu orang nomor satu dunia Ban Kii Moon dan 36 Pemimpin negara atau pemerintahan serta 40 pejabat kementrian dan sekitar 100 utusan dari negara anggota GNB. GNB bukanlah organisasi kelas teri karna mewakili 2/3 suara di PBB dan 55 persen populasi dunia dan kemampuan Iran untuk menghelat KTT ini adalah bukti nyata kegagalan Amerika dalam mengisolasi negara ini dari hubungan internasional. Pengakuan 'kegagalan' ini bukan hanya dikeluarkan oleh pemimpin yang pro Iran namun malah dari The New York Times , media yang kredible di Paman Sam " Iran tidak terkucil dan tidak pula tunduk dengan lututnya pada sanksi Amerika" tulis Mr Tobin yang menilai keputusan Ban ini selaras dengan ide yang berkembang luas di Iran. Wal khasil,Iran mengerahkan seluruh tenaga untuk memaksimalkan diplomasi dengan mengaktifkan seluruh tenaga terbaiknya untuk menjamu konterpart iran yang datang dari berbagai belahan dunia dan multilevel konterpart mulai dari yang tertinggi yakni Presiden sampai yang terendah yakni utusan-utusan bisnis dan lembaga organisasi dunia.
Di lain lain tempat, di belahan dunia yang berdekatan dengan tempat dihelatnya konfrensi ini , negara yang mengaku setengah dewa melakukan pembunuhan, penghancuran rumah-rumah, adudomba, provokasi ,intimidasi, perkosaan, pelecehan dengan menggunakan desingan peluru dan dentuman meriam semua itu dilakukan dengan 'nama perang atas terorisme'. Bukan hanya itu, Negara yang tidak melakukan hal-hal buruk diatas malah difitnah melakukan kejahatan bak peribahasa yang mengatakan "gajah dipelupuk mata tak kelihatan,kuman di seberang lautan jelas kelihatan". Negara yang memperlakukan Nuklir untuk perdamaian dengan arahan Badan Atom Internasional dipojokkan, difitnah, dikucilkan dan diancam padahal negara itulah satu-satunya dan pertama kali yang melakukan kejahatan perang atas Hiroshima dan Nagasaki dengan membumi-hanguskan kedua kota tersebut berikut ratusan ribu rakyat sipil. Tuhan tidak tidur. Ribuan tentara yang gagah itu digerogoti penyakit dan kesialan sepanjang jalan dan musim. Asa yang kembang kempis menjadikan mereka berjalan menuju penjagalan yang mereka siapkan sendiri. Rasa kepastian memenangkan pertempuran dengan penghancuran ala Rambo dan Comando ternyata fiktif belaka karna dalam kenyataannya , musuh yang hanya memakai senjata kuno dan peluru yang berkarat dapat menusuk jantung, menahan asupan oksigen dan menaikkan tekanan darah. Seorang berpakaian lusuh dengan Rpg kuno bikinan Soviet ber amunisikan hasil pembelian di loak senjata dapat membuat sepleton tentara bersenjatakan supermodern dan lengkap menghabiskan puluhan magazin dan teriakan-teriakan komando berseliweran.
Inilah Show dua lakon di satu sisi Amerika yang sekarang memperjuangkan ide-idenya menggunakan kekuatan senjata disertai diplomasi licik dan kotor dan di sisi lain Iran memperjuangkan ide-idenya dengan diplomasi beradab sedangkan senjata hanyalah digunakan manakala musuh memang menggunakan bahasa senjata..cukup fair bukan??.
Tunggulah siapa dari dua sisi yang akan memenangkan pertempuran dan satu hal ramalan kenabian yang perlu saya sampaiakan kepada kompasioners yang budiman,Tuhan selalu menciptakan David terhadap setiap Goliath.
Narasi oleh
Nurkholis Ghufron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H