Lihat ke Halaman Asli

Intermezo: Upload Foto

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya saya mendapatkan foto yang bisa saya upload di Kompasiana stelah berhari-hari saya memakai gambar hantunya Kompasiana, saya memutuskan untuk mencantumkan foto saya.

Saya berfikir dengan foto dan identitas yang jelas maka itu menjadi kontrol atau self-control jika saya akan memposting suatu artikel maka saya akan berfikir untuk mempublish artikel yang bermanfaat dan tidak menyakiti harkat dan martabat orang lain, itu pertama.

Kedua dengan saya meng upload foto tersebut  maka pembaca akan meyakini bahwa saya bukan orang fiktif, saya bisa dicari dan saya bukan spirit atau roh yang gentayangan karna sejauh ini tidak ada tekhnologi yang bisa memprotet roh hingga tampil sempurna...he he.

Ketiga dengan mengupload foto tersebut , saya dipaksa menjadi orang yang 'gentleman' bertanggung jawab atas segala artikel yang saya postingkan. Kalau buruk maka resikonya juga harus ditanggung dan begitu sebaliknya.

Keempat dengan mengupload foto,  saya mendefiniskan artikel saya. Begini penjelasannya, nama Nurkholis itu banyak banget dan perlu diketahui nama ini tidak populer selain di indonesia walaupun menggunakan bahasa arab sebagai komponennya tapi tetap indonesia banget . Jadi nama nur kholis ini sulit di jumpai di selain Indonesia dan nama ini menjadi primadona begitu  dipopulerkan oleh Alumni Gontor Nurkholis Majid akhirnya nama ini menginspirasikan banyak orang tua yang ingin menjadi seperti dia untuk memberi nama anaknya termasuk orang tua saya. Kadang kala dengan nama Nurkholis sebanyak ini saya berimagimaginasi jika di hari kiamat nanti nama nurkholis di panggil oleh Malaikat-Nya: "Nurkholis harap bersiap-siap untuk dilakukan inspeksi amal!." Maka mendekatlah kira-kira 10.000 orang, Malaikat terkejut mengapa sebanyak ini yang memenuhi panggilannya sambil bertanya " Lho mengapa sebanyak ini yang memenuhi panggilan inspeksi amal. "Nama kami Nurkholis malaikat!!." Malaikat yang melakukan tugas serba protokoler bingung karna tidak ada kata opsi bagi malaikat, maka mengadukan kejadian ini kepada sang Rabb." Wahai Gusti! kami menemukan kejadian ganjil Gusti." Sang Malaikat mengawali aduannya.                                                                  " Apa yang kamu ketemukan wahai Malaikat-Ku?. Tuhan menjawab.

" Kami melakukan pemanggilan nama Nurkholis namun yang memenuhi panggilan ini sebanyak 10.000 orang Gusti! Nurkholis yang pertama kali lahir dalam catatan kami masuk syurga, apa digeneralisir saja semua Nurkholis masuk syurga karna pelopornya masuk syurga.." Sang Malaikat memberikan gambaran.

"Bagaimana Nurkholis yang terakhir?" Tanya Tuhan untuk memberikan perimbangan data.

"Dalam catatan kami Nurkholis yang terakhir sekali adalah seorang Advocat Koruptor Gusti dan pernah membela kasus korupsi di negri "Antah berantah", padahal dia tahu kalau kliennya  itu menjarah uang rakyat karna dia mendapatkan fee cukup besar..." Sang Malaikat menjawab pertanyaan Tuhan panjang lebar yang dipotong oleh Tuhan.

"Singkatnya?."

"Dia pasti masuk neraka Gusti karna membela kebatilan atas nama HAM, kecuali ada veto dari Gusti .karna syurga dan neraka adalah hak prerogatif Gusti.!"

" Kalau begitu panggil mereka dengan nama Orang tua mereka." Maka seleseilah permasalahan tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline