Lihat ke Halaman Asli

Nur Kholifah

Mahasiswa PAI'19 IAIN JEMBER

Pendidikan di Mata Filsafat Rekonstruksionisme dan Pemikiran Tokohnya

Diperbarui: 27 Mei 2020   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalammualaikum temen temen semua, gimana kabar kalian dalam keadaan pandemi seperti saat ini ? aku harap semuanya baik baik saja ya, oiya sekarang udah hari ke 3 lebaran aja ya guys. Mohon maaf lahir batin semuanya. Minta maafnya online dulu ya, soalnya mencegah penyebaran virus ini. Hahahha udah deh basi- basinya. Nah dalam artikel kali ini kita akan sedikit membahas tentang pendidikan dimata filsafat rekonstruksionisme dan pastinya beserta pemikiran tokohnya dong. Gak perlu berlama lama lagi yaa. Yuk langsung scroll ke bawa buat baca :)

Nah kata rekonstruksi berasal dari bahasa inggris yang berarti menyusun kembali. Dalam pendidikan, filsafat rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha mengubah tatanan susunan lama menjadi tatanan susunan hidup yang lebih modern dan berupaya mencari kesepakatan dengan sesama manusia untuk mengatur tatanan susunan kehidupan manusia dan seluruh lingkungannya. Aliran ini sepaham dengan aliran perennialisme namun prinsip yang digunakan keduanya sangatlah berbeda. Dimana aliran perennialisme memilih untuk kembali kepada budaya lama, karena menurut mereka kebudayaan lama terbukti mampu membawa manusia mengatasi krisis. Sedangkan aliran rekonstruksionisme ini berusaha untuk mencapai kesepakatan semua orang mengenai tujuan yang akan dicapainya. Aliran rekosntruksionisme ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa dan dunia diatur dan diperintah oleh rakyat dan cita cita yang sesungguhnya bukan hanya sebuah teori tetepai harus diwujudkan menjadi kenyataan.

Setelah tau tentang pengertian aliran ini, kalian udah paham belum maksud dari aliran ini itu apa sih? Semoga faham yaa... yuk kita next ke pemikiran tokohnya ya. Berikut adalah pemikiran dari tokoh- tokohnya :

1. George Count, ia berpendapat bahwa pendidikan diperlukan untuk mengungkapkan konsepsi peradaban dan perumusan filsafat pendidikan. Dengan pendidikan ini, diharapkan mampu menciptakan seorang pendidik yang siap mengatasi krisis sosial dan ketertinggalan budaya di masa yang akan datang, dengan merekonstruksi gagasan, keyakinan, dan nilai nilai dalam kondisi yang berubah.

2. Caroline Pratt, menurutnya seorang kontriksionis itu harus memiliki sekolah yang menghasilkan manusia- manusia yang dapat berpikir secara efektif dan kontruktif. Dan untuk mencapai tujuanya, aliran ini berupaya untuk bekerja sama dan membuat kesepakatan antar manusia lain agar bisa mengatur tatanan kehidupan manusia yang lama menuju tatanan kehidupan manusia yang lebih modern.

3. Paulo Freire, menurutnya pendidikan ini bertujuan untuk membebaskan dan memanusiakan. Maksud dari membebaskan adalah membebaskan dari ketertindasan, sedangkan memanusiakan  adalah memanusiakan manusia yang kemanusiannya telah dirampas. Sedangkan tujuan utama dari pendidikan menurut Paulo adalah untuk membukakan mata peserta didik agar mereka bisa melihat realitas dari kecerdasannya. Kegiatan membuka mata peserta didik ini sering disebut konsientasi yaitu pemahaman mengenai keadaan nyata yang sedang dialami peserta didik.

Terima kasih kalian yang udah baca dan mampir di artikelku, cukup segini aja ya sedikit pengetahuan dari aku. Semoga kalian faham dengan apa yang aku jelaskan diatas ya dan semoga bermanfaat buat kalian semua. Jangan bosan bosan buat mampir di artikel- artikelku selanjutnya yaa. Jaga kesehatan juga, dan ikuti himbauan pemerintah. Sampai jumpa di artikelku yang selanjutnya :)

Wasslammualaikum temen temen...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline