Latar Belakang
Akuntansi sama seperti halnya ilmu-ilmu lainnya mengalami perjalanan panjang dalam perkembangannya. Beberapa ahli mengemukakan bahwa catatan-catatan akuntansi telah ada sejak peradaban kuno di Babilonia, Cina, Mesir dan Yunani.
Jika dilihat dari pengertiannya, istilah akuntansi telah mengalami beberapa perubahan, pada awalnya akuntansi dikatakan sebagai seni.
Namun Starling (1975) mengatakan bahwa akuntansi adalah ilmu bukan seni, karena seni tidak dapat memecahkan masalah-masalah akuntansi yang ada. Namun Stamp (1981) dan Baccouche (1992) dengan berbagai alasan secara tegas mengatakan bahwa akuntansi bukanlah suatu ilmu. Bahkan beberapa orang ahli juga mengatakan bahwa akuntansi bukanlah suatu seni maupun ilmu,
tetapi akuntansi adalah teknologi, karena menurut mereka akuntansi merupakan bagian dari praktik, sehingga jika akuntansi dianggap sebagai ilmu maka untuk bisa dipakai untuk mempengaruhi sosial tertentu harus terlebih dahulu diolah menjadi teknologi.
(Littleton, 1974; Sudibyo, 1987; Gaffikin, 1991dan Suwardjono, 2005)
Identifikasi Masalah
Adanya perbedaan pendapat dari beberapa ahli dalam mengartikan akuntansi, menjadikan definisi atau pendapat tersebut tidak dapat diterima begitu saja. Karena beberapa ahli berpendapat bahwa akuntansi sebagai seni, bahasa, komunikasi dan sebagainya, maka pendapat pribadi harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah saya jabarkan, saya merasa tertarik untuk membahas akuntansi sebagai seni. Oleh karena itu, rumusan masalah yang terdapat dalam artikel ini adalah bagaimana makna akuntansi sebagai seni dalam pendekatan hermeneutika dan semiotika.
Tinjauan Pustaka dan Penelitian terdahulu
Di dalam bahasa Inggris padanan kata seni adalah art. Kata art dapat berarti ketrampilan (skill), aktivitas manusia, karya (work of art), seni indah (fine art), dan seni rupa (visual art). Memang seni sebagai ketrampilan tidaklah lahir begitu saja, karena untuk menguasai suatu keterampilan seseorang harus berpengetahuan terlebih dahulu, selanjutnya dipraktikkan, dan lama-kelamaan perpaduaan pengetahuan (teori)