Tawakal adalah orang yang beraktiitasnya mementingkan ikhtiar dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Orang yang bertawakal seperti ini tidak akan mudah mengeluh karena menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Yang ia ikhtiarkan adalah usahanya dan hasil adalah pemberian dari Allah atas kesungguhannya dalam berikhtiar. Hasil bagaimanapun akan diterimanya dengan hati yang lapang.
Manusia seperti itu tahu bahwa apa yang diberikan Allah adalah yang terbaik. Manusia tidak tahu yang terbaik dari apa yang diharapkan sedangkan Allah Sang Pencipta manusia lebih tahu. Secara psikologi, ketawakalan ini mampu menghilangkan rasa kecewa ketika mengalami kegagalan dalam suatu hal.
Terkadang, manusia berharap suatu hasil yang baik dan lebih dari ikhtiarnya. Sedangkan Allah lebih mengetahui bahwa ada hal buruk dibalik itu jika manusia mendapatinya. Maka Allah tidak akan memberikan itu dan Allah akan mengganti dengan hasil lain yang lebih baik. Kalaupun Allah memandang itu baik (karena Allah lebih mengetahui) tapi belum tepat jika diberikan di waktu ikhtiar itu, maka Allah akan memberikannya di waktu lain yang lebih tepat.
Jadi, orang seperti ini tidak akan capek atau lelah bekerja dan menjadi budak dunia untuk mengejar target secara terus menerus. Ketika waktu solat tiba pun tetap menjaga solatnya. Tidak melulu memikirkan pekerjaannya sampai lupa bahkan meninggalkan ibadah solat sebagai kewajibannya sebagai hamba.
Hati orang bertawakal akan selalu berprasangka baik kepada Allah. Dirinya selalu mengharap keridhoaan Allah saja. Ikhtiar yang dilakukan adalah hanya sebagai tugas yang dijalankan dari perintah Allah untuk mendapati sesuatu yang diinginkan.