Lihat ke Halaman Asli

Nur Khofifah

UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Cerdas Agama Pasti Cerdas Sosial

Diperbarui: 1 April 2023   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keimanan seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya terhadap Tuhan dan sesama manusia. Hal ini adalah wujud nyata terhadap agama yang diyakininya. Memang benar bahwa iman memegang peran penting dalam diri seseorang. Karena dari iman itulah muncul berbagai perilaku yang mampu mencerminkan seberapa dalam keimanan atau keyakinan seseorang terhadap apa yang diyakininya itu. Ibarat mencintai seseorang, maka tingkah laku adalah bentuk cinta dan keyakinan seorang manusia kepada Tuhannya sehingga ia mau dan rela melakukan apapun untuk selalu bisa menyenangkan dan menjaga cinta-Nya.

Terdapat banyak ajaran dalam agama baik dari al-Quran maupun hadis yang mengatur kehidupan sosial manusia. Hal ini dapat dibenarkan karena memang agama mengajarkan cara bertingkahlaku yang baik kepada orang tua, saudara, teman, bahkan tetangga. Dalam Islam, seorang anak harus menghormati dan mematuhi perintah orang tua jika masih dalam hal yang dibenarkan agama. Begitu pula terhadap teman, saudara, dan tetangga untuk selalu berperilaku dan bermuamalah dengan baik.

Menghindari sifat-sifat buruk seperti mencaci, menghina, menggunjing, mengumpat, gosip, fitnah, merendahkan juga diajarkan dalam Islam. Maka orang yang keimanannya kuat akan menghindari sifat-sifat tercela tersebut. Mereka memahami bahwa sifat buruk tersebut datangnya dari setan. Hal inilah yang kemudian harus diperangi karena setan adalah musuh yang benar-benar nyata dan ada.

Tak hanya itu, dalam Islam juga diajarkan mengenai sedekah dan zakat. Hal ini menunjukan bahwa agama benar-benar menginginkan pemeluknya untuk memiliki kecerdasan dan kepekaan sosial. Sedekah dan zakat ini sangat bermanfaat dan berperan penting bagi kehidupan orang fakir miskin. Betapa bahagia dan bersyukurnya kita ketika dapat memberi dan merekapun dapat menerimanya dengan senang. Sangat menakjubkan sekali pemandangan seperti ini yang memperlihatkan keindahan berkehidupan sosial yang baik. Dengan saling membantu dan peduli, maka seakan-akan menghilangkan sebagian kegelisahan orang fakir miskin yang tak mampu.

Saling membantu dan peduli tidak hanya dalam hal harta benda saja. Memiliki sikap yang responsif untuk menghibur teman, memberi motivasi, memberi bantuan solusi ataupun pemecahan masalah ketika ada keluarga, saudara, teman, dan tetangga yang tertimpa musibah juga termasuk hal yang mampu melatih dan mendorong munculnya kecerdasan sosial. Maka sangat diperlukan bagi kita untuk selalu menaati perintah dan meninggalkan larangan Allah. Karena apa yang yang diajarkan-Nya pasti ada hikmah dibalik itu semua.

Dari sini dapat kita ketahui bahwa agama memang benar-benar mengajarkan banyak hal yang mampu membentuk manusia yang memiliki kecerdasan sosial. Maka dengan mempelajari agama dengan baik, lebih dalam, dan tepat kita akan mempunyai kecerdasan sosial yang tinggi. Secara singkat, orang yang benar-benar cerdas keagamaannya pasti akan cerdas pula aspek sosialnya.

Inti dari kecerdasan agama itu sendiri ada pada keimanan. Maka kita dapat memahami  bahwa iman adalah kunci dari munculnya kecerdasan sosial. Namun, seringkali iman ini naik turun tak beraturan dan secara tiba-tiba. Tapi, jangan khawatir karena hal seperti ini adalah sesuatu yang normal untuk  terjadi. Hal ini termaktub dalam Sahih al-Bukhari bab yang pertama, namanya Kitabul Iman yang berisi 57 hadis. Disini Nabi mengatakan bahwa "iman kadang naik kadang turun." Oleh karena itu, perlu sekali bagi kita untuk menjaga kestabilan iman. Dan sebenarnya banyak sekali cara yang tercantum dalam al-Quran dan hadis untuk menjaga keimanan.

Untuk itu, berikut adalah tips atau cara menjaga kestabilan iman menurut al-Quran dan hadis Nabi dalam Sahih al-Bukhori:

  • Pertahankan ketaatan,  taat ini turunannya adalah amal soleh. Amal soleh yang bisa dilakukan dan dijaga terlebih dulu adalah solat (fardlu, duha, tahajud, dll), infak (orang tua, kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil), dan interaksi dengan al-Quran (membaca, memahami,dan menghafal).
  • Tinggalkan Maksiat, jika melihat hal maksiat maka palingkan dan langsung beristighfar untuk menghapus dosa itu.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline