Novel Hujan karya Tere Liye merupakan salah satu karya sastra populer Indonesia yang memadukan genre fiksi ilmiah dengan drama kehidupan yang sarat emosi. Buku ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016, dengan jumlah 320 halaman. Tere Liye, sebagai penulis, dikenal melalui gaya bahasanya yang sederhana namun penuh makna, serta konsistensinya dalam mengeksplorasi tema cinta, keluarga, dan kemanusiaan dalam berbagai latar cerita.
Cerita dalam Hujan berfokus pada perjalanan hidup Lail, seorang gadis yang kehilangan orang-orang terdekatnya akibat bencana alam besar. Di tengah trauma dan luka emosional, ia bertemu dengan Esok, seorang pemuda yang menjadi sahabat sekaligus sosok yang menguatkan Lail. Dengan latar dunia futuristik pasca-apokaliptik, novel ini mengangkat tema cinta, kenangan, dan pengorbanan. Hujan, sebagai simbol utama, menjadi pengingat akan perasaan dan kenangan yang tidak mudah dilupakan.
Kelebihan novel ini terletak pada gaya bahasa Tere Liye yang puitis namun mudah dipahami. Pemilihan simbol hujan sebagai metafora utama memberikan dimensi filosofis yang membuat pembaca merenungkan makna kehilangan dan keberanian untuk melanjutkan hidup. Selain itu, latar futuristik dengan elemen teknologi canggih seperti kapsul penyelamat dan alat penghapus memori memberikan daya tarik tersendiri, menambah orisinalitas cerita di tengah dominasi novel drama konvensional.
Namun, kekurangan novel ini juga tidak bisa diabaikan. Beberapa pembaca merasa alur cerita di awal terlalu lambat, sehingga mengurangi daya tarik untuk terus membaca. Selain itu, elemen fiksi ilmiah yang dihadirkan terasa kurang mendalam dan tidak sepenuhnya terintegrasi dengan narasi utama. Beberapa konflik emosional, terutama hubungan Lail dan Esok, juga dinilai kurang eksplisit, sehingga pembaca harus berusaha lebih untuk memahami pesan tersembunyi dalam cerita.
Keunikan dari novel Hujan terletak pada kombinasi antara tema cinta dan elemen fiksi ilmiah, yang jarang ditemukan dalam karya sastra Indonesia. Simbol hujan yang digunakan sebagai penghubung cerita memberikan nuansa melankolis sekaligus reflektif, mengingatkan pembaca pada kenangan pribadi mereka.
Ulasan pembaca secara umum menilai novel ini sebagai karya yang emosional dan penuh pesan moral. Banyak yang merasa terhubung dengan perjuangan Lail dalam mengatasi trauma dan menemukan keberanian untuk melanjutkan hidup. Namun, sebagian kecil pembaca menganggap elemen fiksi ilmiah dalam cerita kurang kuat, sehingga tidak sepenuhnya memuaskan ekspektasi mereka terhadap genre tersebut.
Secara keseluruhan, novel Hujan menawarkan pengalaman membaca yang mendalam dan reflektif, cocok bagi mereka yang menyukai kisah dengan perpaduan antara emosi, filosofi, dan imajinasi. Novel ini memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan kenangan, pentingnya melangkah maju, dan arti pengorbanan dalam hidup. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Hujan tetap menjadi karya yang patut diapresiasi di ranah sastra Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI