Lihat ke Halaman Asli

Nur Khasanah

Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

Bulan Ramadan di Tahun Ini Sungguh Berbeda

Diperbarui: 25 April 2020   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak sedang bermain bledugan/dok. Arrahmah.com

Penampilan tahun ini, bulan ini, sungguh jauh berbeda dengan penampilan tahun dan bulan sebelumnya. Jika tahun sebelumnya, masyarakat menjalani hidupnya sehari-hari secara normal. Bekerja, bepergian, silaturahmi ke tempat kerabat atau keluarga, semua dilakukan sesuai kebutuhan, tanpa ada batasan.

Namun di tahun ini, semua kegiatan yang berhubungan dengan orang banyak, tidak lagi di lakukan. Semua kegiatan lebih banyak di lakukan di dalam rumah. Oran dewasa yang biasanya bekerja di luar rumah, di kantor-kantor, kini mereka mengerjakannya di rumah, dengan istilah Work From Home (WFH).

Demikian pula anak-anak, baik Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Dasar  (SD), hingga Taman Kanak Kanak/PAUD, kini mereka belajar di rumah dengan cara melihat jadwal pembelajaran di stasiun televisi, yaitu TVRI.

Masuk di bulan Ramadhan ini, kita juga mengalami suatu hal yang amat sangat berbeda dari bulan Ramadhan sebelumnya. Anak-anak di desa kami, dalam menyambut bulan ramadhan kini tidak lagi dengan membunyikan mercon atau petasan, tapi mereka sengaja membuat "bledugan", yaitu meriam dari bambu yang bersuara dentuman.

Semakin besar bambu yang di buat bledugan tersebut, maka semakin keras bunyi dentumannya. Permainan dari bambu ini memang lebih aman di banding dengan petasan.

Shalat Tarawih pun kini jika tidak memungkinkan, maka di sarankan untuk melaksanakannya di rumah saja dengan keluarga. Walaupun demikian, masih ada di Masjid-masjid atau Mushala yang melaksanakan shalat Tarawih bersama, namun dengan ketentuan jamaah shalat Tarawih tidak di perkenankan membawa anak kecil, dan wajib memakai masker. Jarak shalat pun di beri jarak agar mereka tidak bersentuhan.

Shalat Tarawih di rumah/dok. Seputarpapua.com

Tidak juga di laksanakan buka bersama, sebagaimana bulan Ramadhan di tahun sebelumnya. Acara "ngabuburit",  yaitu kumpul-kumpul di waktu sore untuk menunggu waktu berbuka, kini seperti tidak dilakukan lagi. Hanya ada beberapa gelintir anak muda yang pergi ke luar rumah untuk mengisi waktu berbuka. Penjual es buah pun kini tidak seramai tahun lalu, yang tiap sore penuh antrian.

Demikian pula pada saat makan sahur, biasanya anak-anak di saat jam sahur berkeliling dengan membunyikan alat-alat yang mereka bawa dengan tujuan membangunkan warga untuk menyiapkan santapan sahur.

Namun kini hanya beberapa anak yang melakukannya, itupun di saat malam pertama sahur, mungkin esok dan seterusnya mereka tidak melakukannya lagi. Padahal warga merasa terbantu dengan adanya anak-anak yang berkeliling tersebut.

Persiapan kue lebaran, baju baru dengan segala pernak perniknya, yang sebelumnya di setiap toko-toko ramai pengunjung, di pastikan tahun ini sepi pengunjung, karena lebaran tahun ini pasti berbeda dengan lebaran tahun lalu. Tidak ada silaturahmi, salam-salaman, dan pergi ke tempat-tempat wisata.

Biasanya sebelum kita bersilaturahmi ke tempat sanak saudara setelah shalat Idul fitri, kita berkumpul di tempat pemakaman, bersama-sama bertahlil dari seluruh warga desa untuk mengirim doa bagi orang-orang tercinta, sanak keluarga yang sudah tiada, itu juga tak mungkin dilakukan di tahun ini. Keadaan ini di tambah lagi dengan adanya keluarga yang terpaksa tidak bisa pulang kampung atau mudik di saat menjelang lebaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline