Lihat ke Halaman Asli

Nur Khasanah

Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

Petani Itu, Uripe Ayem lan Tentrem

Diperbarui: 12 April 2020   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Berbagai sebutan yang di berikan kepada negara kita. Indonesia, merupakan negara Maritim, yang mempunyai wilayah kekuasaan laut yang luas, serta tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam di wilayah tersebut.

Indonesia, negara Tropis yang letaknya di garis khatulistiwa, yaitu garis yang membagi bumi menjadi 2 bagian secara vertikal. Jika suatu wilayah mendekati garis khatulistiwa, maka akan memiliki iklim tropis yang memiliki 2 musim, uaitu musim kemarau dan musim penghujan.

Indonesia juga merupakan negara Agraris, karena sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian atau bercocok tanam.(di kutip dari berbagai sumber)

Berbicara tentang Indonesia negara Agraris, maka keberadaan petani menjadi penting bagi negara agraris untuk turut serta berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat, terutama dalam bidang pangan. Tanah negara kita ini subur, apapun yang kita tanam pasti tumbuh subur. "Tongkat kayu dan batu jadi tanaman", begitu lirik lagu yang dinyanyikan oleh grup musik legendaris 'koes plus'.

Gabah yang sedang di bersihkan sebelum di simpan/Dokpri

Seorang petani memang dituntut untuk selalu mengerahkan tenaganya dalam menggarap lahan maupun sawahnya. Pekerjaan menggarap sawah juga harus menyesuaikan yang lain, artinya tidak boleh ketinggalan baik dalam menyebar benih, menanam, memupuk, menyiangi, maupun memanen. Karena jika ketinggalan dengan yang lain, maka di khawatirkan padi di serang hama atau terkena perubahan buruk lainnya di karenakan tidak berbarengan.

Jiwa seorang petani adalah jiwa yang ayem, tentrem =tenang). Kenapa demikian? Ya, petani dalam bekerja jauh dari keramaian, kebisingan, karena sawah ladang umumnya terletak jauh dari jalan raya. 

Apa yang di makan juga umumnya dari apa yang di hasilkan dari sawah ladangnya. Harga beras yang melonjak tinggi pun tidak terlalu di rasakan, karena di rumahnya selalu tersedia beras dari hasil panen. 

Demikian juga, di saat musim hajatan pun, orang lain harus membeli beras untuk kondangan, tapi bagi seorang petani tidak perlu lagi membeli, karena sudah memiliki beras sendiri.

Itulah penyebab kenapa seorang petani hidupnya tenang, seperti pepatah mengatakan, "gemah ripah loh jinawi, ayem tentrem kerto raharjo". Gemah ripah loh jinawi, mengandung arti ungkapan untuk menggambarkan kekayaan bumi pertiwi yang melimpah, ayem tentrem kerto rahardjo, menggambarkan kehidupan yang tenang dan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline