Lihat ke Halaman Asli

Nur Khasanah

Mencari dan Berbagi Pengetahuan Dengan Menulis

Berlatih Gending, Menggugah Semangat Ibu-ibu Muda

Diperbarui: 1 Maret 2020   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan ibu-ibu berlatih kesenian gending/Dokpri

Gending-gending jawa, atau yang sering kita menyebutnya dengan uyon-uyon, adalah musik tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Adapun alat-alat tabuhnya disebut gamelan. Ada berbagai jenis gamelan dalam musik tradisional gending tersebut, diantaranya kendang, bonang, saron, demung, gong, dan yang lainnya. Apabila gamelan tersebut dibunyikan bersama-sama sesuai dengan notasi angka yang membentuk sebuah lagu, maka akan sangat enak didengar oleh telinga kita, terutama yang memang mencintai irama gending-gending ini.

Niyaga atau Nayogo, adalah orang yang menabuh alat-alat gending, seperti yang telah disebutkan diatas, diantaranya bonang, gong, dan lainnya. Umumnya, kesenian gending ini digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang kulit. Dan karena pagelaran wayang kulit pasti dilaksanakan semalam suntuk, maka yang  menjadi Niyaga adalah laki-laki, kecuali sinden.

Namun sekarang rupanya perempuan-perempuan desa pun sudah mulai tertarik dengan kegiatan ini. Sebagaimana di Desaku, Desa Kedungoleng Kecamatan Paguyangan. Ibu-ibu muda rupanya ingin mengikuti jejak ibu-ibu seniornya untuk berlatih gending. Mereka pun mengatur kegiatan tersebut agar bisa berjalan. 

Maka diputuskan setiap seminggu sekali untuk berlatih menggending dengan mendatangkan pelatih dari desa lain. Hasilnya pun menggembirakan, karena semangat dari ibu-ibu muda desa kami, maka sekarang ini mereka sudah bisa memukul alat-alat yang berada di depan mereka masing-masing, sesuai dengan not angka, dan mengalirlah lagu-lagu yang membuat siapapun yang mendengarnya ingin menggerakkan tubuhnya, bergoyang mengikuti irama lagu.

Grup gending saat mengiringi acara serah terima jabatan Kades terpilih/Dokpri

Irama gending juga cocok untuk mengiringi suatu rapat atau kegiatan pertemuan. Sebagaimana kemarin, disaat acara serah terima jabatan Kepala Desa terpilih, grup gending yang beranggotakan ibu-ibu tersebut didaulat untuk ikut mengiringi acara tersebut. Dan adanya kesenian tradisional tersebut membuat acara seperti hidup, karena disetiap awal dan akhir acara, musik tersebut selalu mengiringi, menambah semaraknya suasana.

Dari pengakuan salah satu ibu yang menjadi niyaga mengungkapkan, dirinya bersama teman-teman niyaga lainnya sangat bangga dan berkesan, karena sebelumnya sama sekali tidak mengenal alat-alat yang ditabuhnya, tapi sekarang bahkan bisa memainkannya, mengiringi lagu-lagu yang disenandungkan oleh sang Sinden.

Kegiatan latihan menggending bagi ibu-ibu muda di desa kami juga sangat bermanfaat, baik bagi mereka sendiri maupun bagi orang lain tentunya. Dengan berlatih kesenian tersebut, mereka bisa sejenak melupakan segala pekerjaan rumah yang tak ada habisnya. 

Mereka mendapat nilai lebih, karena disamping bisa mendengarkan irama tersebut, mereka juga merasa bangga, karena apa yang didengarnya tersebut di hasilkan dari gerakan tangan-tangan mereka sendiri, yang mampu menabuh alat-alat gending yang ada di depan mereka. Disamping tentunya mereka bangga bisa membuat hiburan untuk orang lain.

Nur Khasanah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline