Lihat ke Halaman Asli

Nurkhasanah

Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI)

Mengecam Demo Ricuh Berujung Aksi Kekerasan Penolakan DOB

Diperbarui: 13 Maret 2022   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : Document Pribadi

Di alam demokrasi, aksi demonstrasi merupakan wujud kebebasan berekspresi, dan itu dilindungi oleh undang-undang. Namun jika aksi demonstrasi berujung kericuhan apalagi menjurus ke dalam kekerasan, hal itu telah mencederai kebebasan berekspresi.

Kami, Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI) yang merupakan bagian kekuatan civil society, sering terlibat dalam aksi. Namun kita selalu mengusung aksi damai tanpa ada rusuh apalagi menjurus kekerasan. Kami sangat menyayangkan terjadi kerusuhan dan kekerasan yang dilakukan oleh massa aksi demonstrasi yang menyuarakan penolakan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua.
 
Aksi demo diperparah oleh sebagian oknum yang mengibarkan bendera bintang kejora di depan Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Tak cuman itu, mereka melakukan pemukulan trhadap Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Ferikson Tampubolon yang sedang melakukan tugas pengamanan, Jumat (11/3/2022).

AMMI menghargai segala perbedaan. Namun Kami mengecam keras aksi demo yang diwarnai dengan provokasi dan kerusuhan apalgi pemukulan terhadap aparat yang sedang menjaga keamanan. Bahkan korban tersebut kini harus dirawat secara intensif di rumah sakit.

Mahasiswa sebagai the agent of change (agen perubahan) mestinya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang mengedepankan aspek kemanusiaan. Sebab itu, dialog harusnya menjadi poin yang dituju dalam aksi demonstrasi tersebut. Tunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa beradab dan berkebudayaan.

Beruntung aparat kepolisian tidak tersulut emosi yang dilakukan aksi massa. Kerusuhan yang muncul waktu demonstrasi itu tentu akan memancing aparat agar berbalik bertindak tegas, lalu akan ada tuduhan bahwa polisi melanggar HAM. Namun hal itu tidak terjadi, karena aparat yang berjaga bisa menahan emosi dan tetap menjaga ketertiban dan nama baik Lembaga.

Menurut Polda Metro Jaya, diketahui bahwa palaku pemukulan kepadada Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat adalah mahasiswa Papua bernama Alpius Webda alias Maikel Wali. Dalam pemeriksaan, Alpius telah mengakui perbuatannya dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dan kini telah ditahan.

AMMI mempertanyakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang seolah menutup mata dan telinga seolah tidak terjadi apa-apa pada aksi menolak DOB. Dimana peran Komnas HAM yang suaranya selalu melempem kalau korbannya Polisi atau TNI, namun selalu ramai di media kalau korbannya KKB atau mahasiswa pro OPM?

Dalam kaitan ini, AMMI mengapresiasi kepada Deputi V KSP, Jaleswari Pramodhawardani, yang melakukan respon cepat terkait kericuhan yang terjadi pada unjuk rasa mahasiswa Papua di depan Kemendagri. AMMI sepakat tegas dukungan KSP yang menyatakan bahwa aparat keamanan yang bertugas harus dihormati, karena mereka sudah memberikan kesempatan kepada massa aksi menyampaikan aspirasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline